Fauzi, keluarga korban menunggu identifikasi empat ponakan korban musala ambruk Ponpes Al Khoziny. (MTVN/Amal)
Amaluddin • 7 October 2025 20:15
Sidoarjo: Duka yang dalam menyelimuti keluarga besar Fauzi asal Desa Sendang Rajeh, Bangkalan, Madura. Hingga Selasa malam, 7 Oktober 2025, empat keponakan Fauzi yang menjadi santri di Ponpes Al Khoziny masih menunggu proses identifikasi pascatragedi ambruknya musala.
Keempat santri tersebut adalah Ubaidillah, M Haikal Ridwan, M Muzakki Yusuf, dan Albi. Keluarga terus menanti kabar dari tim identifikasi RS Bhayangkara Surabaya dengan perasaan harap dan cemas yang tak tertahankan.
"Kalau dari keluarga saya, cuma satu yang menjadi korban langsung. Tapi dari adik-adik saya ada tiga ponakan lainnya yang juga belum teridentifikasi. Mereka semua meninggal dunia, tapi proses identifikasinya masih belum selesai,” kata Fauzi, Selasa, 7 Oktober 2025.
Fauzi yang kini tinggal di Depok, Jawa Barat, merasakan betapa beratnya musibah ini bagi keluarga besarnya di Bangkalan. Mereka sulit menerima kenyataan kehilangan empat remaja yang selama ini dikenal sebagai anak-anak cerdas dan rajin mengaji.
"Keluarga sangat terpukul sekali. Kami benar-benar kehilangan anak-anak kami. Misalnya si Haikal itu, anaknya pintar, pendiam, tapi punya hobi rakit sound system. Waktu terakhir saya lihat kamarnya masih berantakan, dia lagi ngerakit alat itu,” ujar Fauzi dengan suara bergetar.
Haikal baru saja kembali ke pondok pada Sabtu malam setelah sempat pulang ke rumahnya. Ia hanya sempat bermalam satu malam di pesantren sebelum musibah tragis itu terjadi.
"Senin pagi dia sempat sekolah. Kata teman-temannya, pagi itu Haikal dan Arul sempat naik ke lantai atas untuk melihat orang yang sedang ngecor. Itu berarti masih ada aktivitas pekerjaan di lokasi saat itu,” jelas Fauzi.
Hingga saat ini, pihak keluarga belum menerima komunikasi langsung dari pengurus pesantren. Tidak ada penjelasan resmi mengenai perkembangan proses identifikasi maupun kronologi lengkap peristiwa.
"Selama ini saya pribadi belum ada komunikasi dari pihak pondok. Tidak ada pihak yang menghubungi atau menjelaskan secara langsung,” ucap Fauzi dengan nada kecewa.
Tragedi ambruknya musala Ponpes Al Khoziny telah merenggut puluhan nyawa santri dan melukai banyak lainnya. Proses identifikasi korban masih terus berlanjut di RS Bhayangkara Surabaya dengan melibatkan tim DVI Polda Jawa Timur dan Mabes Polri, sementara keluarga korban terus menanti kepastian dengan hati yang remuk redam.