Greta Thunberg ikut serta dalam flotila berisi bantuan ke Gaza. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 5 June 2025 17:05
Roma: Aktivis internasional yang berusaha berlayar dengan kapal bantuan ke Gaza, pada hari Rabu mengecam terkait apa yang disebut sebagai ancaman Israel yang "berniat untuk menyerang" kapal mereka saat melintasi Mediterania.
Militer Israel mengatakan pada hari sebelumnya bahwa pihaknya siap untuk melindungi laut negara itu, setelah kapal Madleen meninggalkan Sisilia pada hari Minggu dengan membawa sekitar selusin orang, termasuk aktivis lingkungan, Greta Thunberg.
"Angkatan laut beroperasi siang dan malam untuk melindungi wilayah maritim dan perbatasan Israel di laut," kata juru bicara angkatan darat, Brigadir Jenderal Effie Defrin, seperti dikutip Anadolu, Kamis 5 Juni 2025.
Ketika ditanya terkait kapal bantuan tersebut, ia berkata "untuk kasus ini juga, kami siap. Kami telah memperoleh pengalaman dalam beberapa tahun terakhir, dan kami akan bertindak sesuai dengan itu."
Madleen dilaporkan membawa jus buah, susu, beras, makanan kaleng, dan protein bar. Dalam sebuah pernyataan, koalisi aktivis mengatakan bahwa mereka mengutuk keras niat Israel untuk menyerang Madleen, dan menyebutnya sebagai “ancaman".
"Madleen membawa bantuan kemanusiaan dan pembela hak asasi manusia internasional," kata Defrin.
Israel sendiri telah mendapat kritik internasional yang terus meningkat, melihat situasi kemanusiaan yang makin parah di Palestina. PBB memperingatkan pada bulan Mei bahwa seluruh penduduk berisiko mengalami kelaparan.
Adapun, Koalisi Armada Kebebasan—diluncurkan tahun 2010—merupakan gerakan internasional yang mendukung warga Palestina. Pada awal bulan Mei, kapal mereka rusak di perairan internasional lepas pantai Malta saat menuju Gaza, dan para aktivis mencurigai adanya serangan pesawat nirawak Israel.
Koalisi itu mengatakan pada Selasa malam bahwa di lepas pantai Pulau Kreta, Yunani, Madleen telah didekati dan dikepung oleh sebuah pesawat nirawak, dan beberapa jam kemudian diikuti oleh dua pesawat tambahan. Namun, setelahnya diberitahu bahwa pesawat nirawak pengintai itu dioperasikan oleh penjaga pantai Yunani, badan perbatasan Uni Eropa Frontex.
(Nada Nisrina)