Partai Pro-Uni Eropa Menang Pemilu Moldova di Tengah Tuduhan Intervensi Rusia

Presiden Moldova Maia Sandu menggunakan hak pilihnya dalam pemilu. (Anadolu Agency)

Partai Pro-Uni Eropa Menang Pemilu Moldova di Tengah Tuduhan Intervensi Rusia

Muhammad Reyhansyah • 29 September 2025 10:56

Chisinau: Partai pro-Uni Eropa yang dipimpin Presiden Moldova Maia Sandu dipastikan meraih kemenangan dalam pemilu parlemen, hasil yang dinilai krusial bagi masa depan negara itu di jalur menuju Uni Eropa. 

Dengan 96 persen suara dari 1,6 juta pemilih telah dihitung, Partai Aksi dan Solidaritas (PAS) mendekati 50 persen suara, jauh melampaui Blok Elektoral Patriotik yang pro-Rusia dengan perolehan di bawah 25 persen. Tingkat partisipasi mencapai lebih dari 52 persen, tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Sandu sebelumnya memperingatkan adanya “intervensi besar-besaran dari Rusia” setelah pemungutan suara pada Minggu. Ia menegaskan arah demokrasi dan masa depan negaranya, yang berbatasan langsung dengan Ukraina dan Rumania, sedang dipertaruhkan.

Dengan hasil sementara ini, PAS diproyeksikan akan menguasai 54 kursi dari total 101 kursi parlemen, sehingga tidak perlu lagi bergantung pada dukungan partai lain untuk membentuk pemerintahan. Empat tahun lalu, partai yang sama meraih 52,8 persen suara.

Namun ketegangan politik sudah terlihat sejak awal. Pemimpin oposisi utama Igor Dodon sempat menyatakan kemenangan bahkan sebelum hasil resmi keluar, lalu menyerukan protes di depan parlemen pada Senin. Ia mengklaim suara oposisi harus “dipertahankan di jalanan” dan mendesak pemerintah PAS mundur.

Tuduhan Intervensi 

Dikutip dari BBC, Senin, 29 September 2025, situasi pemilu kali ini diwarnai laporan ancaman bom di sejumlah TPS di Italia, Rumania, Spanyol, Amerika Serikat, serta di Moldova sendiri. Polisi menangkap tiga orang yang dituduh berencana menimbulkan kerusuhan pascapemungutan suara. 

Ketua PAS, Igor Grosu, menuding kelompok kriminal yang didukung Moskow berada di balik insiden tersebut, sembari menyerukan masyarakat agar “bersabar dan tetap tenang” hingga proses pemilu selesai.

Pihak keamanan juga melaporkan adanya upaya Rusia untuk menyebarkan disinformasi dan membeli suara, bahkan menahan sejumlah pria yang dituduh berlatih senjata di Serbia untuk mengoordinasikan kerusuhan. Investigasi BBC menemukan jaringan yang menawarkan bayaran bagi warga yang menyebarkan propaganda pro-Rusia secara daring. 

Namun, partai-partai yang bersimpati pada Moskow menolak klaim itu sebagai rekayasa pemerintah. Kedutaan Rusia di London juga mengecam laporan tersebut, menuduh Moldova dan “sponsor Baratnya” berusaha mengalihkan perhatian dari masalah internal.

Suara Warga di Lapangan

Di tengah ketegangan politik, warga Moldova tetap berbondong-bondong ke TPS. Seorang pemilih bernama Dan Spatar yang datang bersama putrinya di Chisinau mengatakan ia memilih “masa depan Eropa daripada masa lalu Rusia.” Ia menambahkan, “Kami memilih hal ini empat tahun lalu dan berhak melanjutkannya. Kami melihat setiap hari apa yang terjadi di Ukraina dan kami khawatir akan hal itu.”

Seorang warga lain, Marina, menegaskan ia memilih “demi perdamaian di Moldova, kehidupan yang lebih baik, dan pertumbuhan ekonomi.” Ia menilai sulit bagi negaranya untuk terus melangkah ke Eropa jika dipimpin pemerintahan pro-Rusia.

Di wilayah Transnistria yang pro-Moskow, sejumlah pemilih mengeluhkan kesulitan mencapai TPS akibat ancaman bom yang menutup beberapa lokasi. “Kami dikirim ke satu kota lalu ke kota lain,” kata seorang pria di Anenii Noi, dekat patung Lenin raksasa. Ia menuding kejadian itu sengaja dilakukan untuk menghalangi pemilih pro-Rusia.

Meski demikian, suasana relatif tenang di sejumlah titik. Seorang pria yang mengaku memiliki “bisnis Rusia” di Transnistria menyatakan ingin melihat oposisi pro-Moskow kembali berkuasa.

Moldova memperoleh status kandidat anggota Uni Eropa pada 2022, bersama Ukraina, beberapa bulan setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

Baca juga:  Ukraina Peringatkan Eropa Kalau Rusia Bisa Bangun Kembali Kemampuan Militer

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)