Menkes Ingin Keamanan Pangan dan Gizi Jadi Mata Pelajaran Wajib

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin/Metro TV/Kautsar

Menkes Ingin Keamanan Pangan dan Gizi Jadi Mata Pelajaran Wajib

Ficky Ramadhan • 1 October 2025 15:03

Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengusulkan agar materi keamanan pangan dan gizi dapat menjadi mata pelajaran wajib. Yakni, di kurikulum sekolah.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan siswa soal kualitas makanan, termasuk di dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Apalagi saat ini banyak keracunan dalam pelaksanaan program MBG.

"Sehingga mendidik anak-anak kita untuk paham mengenai gizi dan keamanan makanan. Saya sudah ngomong sama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, kalau bisa yang mengenai keamanan pangan dan gizi dimasukin bukan hanya Merdeka Belajar, itu kan bisa memilih, ini masukin sebagai wajib," kata Menkes Budi dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI, Rabu, 1 Oktober 2025.

Menurut Menkes, hal itu agar membantu mengontrol kasus keracunan agar tidak terjadi. Ia mengatakan, saat ini materi-materi mata pelajaran tersebut juga sudah disediakan dan disusun oleh Kemendikdasmen.
 

Baca: Komisi IX Soal Keracunan MBG: Semakin Dibiarkan, Semakin Marak

"Supaya nanti anak-anak juga tau, tidak usah diajarin guru lagi. 'Pak kalau ini sudah tidak sehat nih, mendingan saya tidak makan', dan melaporkannya," ujarnya.

"Materi-materinya sudah ada juga, sudah dibikin dengan teman-teman dari Kemendikdasmen. Sehingga ini nanti akan kita luncurkan," tambahnya.

Diketahui sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana melaporkan bahwa lebih dari 6.457 orang terdampak keracunan akibat Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Data tersebut berdasarkan hasil rekapitulasi sejak Januari hingga September 2025.

Dalam hal ini, BGN membagi tiga wilayah pemantauan MBG, yakni wilayah I di Pulau Sumatera, wilayah II di Pulau Jawa, dan wilayah III untuk Indonesia bagian timur.

"Sebaran kasus terjadinya gangguan pencernaan atau kasus di SPPG terlihat dari 6 Januari sampai 31 Juli itu tercatat ada kurang lebih 24 kasus kejadian. Sementara dari 1 Agustus sampai malam tadi itu ada 51 kasus kejadian," kata Dadan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (1/10).

Dadan merinci, berdasarkan data Januari hingga September 2025, Pulau Jawa menjadi wilayah yang paling terdampak  dari keracunan Program MBG.

"Kita lihat bahwa di wilayah I itu, tercatat mengalami gangguan percernaan sejumlah 1.307, wilayah II ini sudah bertambah tidak lagi 4.147 ditambah dengan yang di Garut mungkin 60 orang, kemudian wilayah III ada 1.003 orang," jelas Dadan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Sholahadhin Azhar)