Bandung Zoo atau Kebun Binatang Bandung. MI
Bandung: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat (Jabar), memastikan persoalan di Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo segera mendapatkan solusi. Saat ini, Bandung Zoo masih dalam pengawasan kepolisian dan Direktorat Konservasi Kementerian Kehutanan Indonesia.
“Insyaallah dalam minggu ini sudah ada jalan keluar. Memang banyak hal yang harus diselesaikan," ungkap Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, Selasa, 12 Agustus 2025.
Menurut Farhan, ada beberapa poin penting yang menjadi perhatian. Antara lain, terkait status lahan Bandung Zoo seluas 13,9 hektare merupakan ruang terbuka hijau (RTH) yang harus dipertahankan fungsinya. Selain itu, karena termasuk lahan konservasi, hewan-hewan di dalamnya wajib dilindungi.
Soal perlindungan hewan, Farhan menyebut masih dalam perawatan dan mendapatkan makanan. Dengan ditutup dengan
police line tidak ada kegiatan operasional, jadi hewan bisa tenang. Sedangkan soal pekerja, menurut Farhan, Bandung Zoo merupakan tempat wisata edukatif, sehingga keberlangsungan para pekerja juga menjadi perhatian.
"Selain soal hewan, juga tentang para pekerja. Karena Bandung Zoo tempat wisata, maka pekerjanya harus ada. Untuk pengawasan keamanan, berdasarkan laporan Polsek, telah dibentuk Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Kebun Binatang," jelas Farhan.
Dengan sejumlah langkah itu, kata Farhan, Pemkot Bandung optimistis persoalan Bandung Zoo segera terselesaikan tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan, kesejahteraan hewan, maupun keberlangsungan para pekerja.
Sebelumnya Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) selaku pengelola Kebung Binatang Bandung atau Bandung Zoo, tetap bertanggunjgjawab memberikan pakan untuk 700 lebih satwa yang ada di Bandung Zoo, kendati hingga kini Bandung Zoo masih ditutup.
"Pemberdayaan dan perawatan keeper masih sama, karyawan masih datang pukul 06.00 WIB termasuk para keeper yang jumlahnya sekitar 50 orang untuk merawat satwa, belum termasuk penjaga kebersihannya, serta maintenance yang mengurusi kandang rusak, kunci rusak, dan lainya,” ungkap Humas Bandung Zoo, Sulhan Syafii.
Menurut Sulhan, saat ini
keeper harus serba bisa, termasuk memperbaiki ledeng. Apalagi kini kebun binatang tutup otomatis, tidak ada pemasukan dari pengunjung, dari penyewaan
booth atau tenan serta pemasukan lainnya.
Saat ini untuk pemberian pakan menggunakan uang YMT yang dipimpin Bisma Bratakusuma. YMT berkomitmen sampai kapan pun kewajiban tersebut tetap dipenuhi baik untuk pakan satwa serta upah karyawan.
"Dalam satu bulan, biaya yang diperlukan untuk memberikan makan satwa sekitar Rp400 juta atau Rp13 juta per hari. Bayangkan jika itu ditutup tentu akan memperparah persoalan yang ada," bebernya. (MI/Naviandri)