Berdayakan Disabilitas dan Kaum Rentan, UMKM Batik Ini Sukses Go Global

Pemilik Muria Batik Kudus Yuli Astuti. Foto: Dok istimewa

Berdayakan Disabilitas dan Kaum Rentan, UMKM Batik Ini Sukses Go Global

Eko Nordiansyah • 11 June 2025 14:18

Kudus: Muria Batik Kudus yang dibangun sejak 2005 memberdayakan masyarakat di sekitar, terutama perempuan dan disabilitas. Pemilik Muria Batik Kudus Yuli Astuti, mengatakan, ia tak hanya ingin melestarikan batik Kudus tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Saya ingin melatih mereka supaya bisa mandiri,” katanya saat mengikuti Sustainability Implementation Mentoring & Monitoring kedua Pertapreneur Aggregator dikutip Rabu, 11 Juni 2025.

Menurut Yuli, batik Kudus sempat terancam punah karena tak ada generasi muda yang tertarik membatik. Karena itu, Yuli mendidik anak muda di sekitarnya untuk belajar menggunakan canting dan menghasilkan batik. Belasan tahun ia mendidik mereka sehingga bisa membatik.

Yuli juga mempekerjakan perempuan sebagai pembatik di tempatnya. Mereka berlatih dan bekerja sambil tetap mengurus keluarga. Mereka bahkan bisa membuat batik dari rumah masing-masing. Tak hanya itu, Muria Batik Kudus pun mempekerjakan para disabilitas, anak-anak berkebutuhan khusus, dan kaum rentan seperti lansia.

Salah satu pemenang dalam Pertamina Pertapreneur Aggregator 2024 ini ingin usahanya menjadi rumah yang inklusif bagi mereka yang membutuhkan perhatian. Saat ini Muria Batik Kudus telah menjadi aggregator bagi 10 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mayoritas bergerak di industri kreatif dan tekstil.
 

Baca juga: 

UMKM Sudah 'Berdarah-darah', Aturan Integrasi Seller Center E-commerce Baru Mau Disiapkan



(Ilustrasi batik. Foto: Dok MI)

Mendapatkan hibah alat produksi senilai Rp70 juta

Inisiatif Yuli melestarikan batik Kudus dan menjadikan Muria Batik Kudus sebagai tempat usaha inklusif membuat ia mendapatkan hibah alat produksi senilai Rp70 juta dari PT Pertamina (Persero) dalam ajang Pertapreneur Aggregator 2024. Muria Batik Kudus menyemat dua juara sekaligus, yakni sebagai juara 3 dan pemenang kategori pemberdaya inklusif.

Yuli merasa beruntung bisa mengikuti Pertapreneur Aggregator 2024. Ia mendapatkan berbagai ilmu yang membuatnya bisa mengembangkan Muria Batik Kudus. Didampingi mentor profesional, ia belajar strategi bisnis hingga cara berkolaborasi dengan UMKM lain. Yuli menargetkan bisa merangkul 10 hingga 15 UMKM lain.

Ia juga mendapatkan alat mengolah limbah yang membantunya bekerja lebih efektif dan efisien. Sebelumnya, ia mengolah limba secara manual yang membutuhkan waktu lama. Pengolahan limbahnya kini menjadi lebih cepat. “Limbah kami sekarang tidak mencemari lingkungan dan bisa digunakan lagi,” ujar dia.

Kini, produk Muria Batik Kudus telah merambah negara lain. Batik-batik bikinan Yuli serta anak muda, perempuan, dan kaum rentan yang diasuhnya telah menembus pasar Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, hingga Thailand.

Bantu UMKM naik kelas

Vice President CSR & SMEPP Pertamina Rudi Ariffianto mengatakan, Pertapreneur Aggregator diadakan untuk mencetak UMKM agregator yang membantu usaha kecil lain agar bisa naik kelas. Para pesertanya merupakan lulusan program pendampingan Pertamina, UMK Academy.

Selain mendapatkan hibah alat produksi, Muria Batik Kudus dan para pemenang Pertapreneur Aggregator lainnya juga mendapatkan pelatihan dan pendampingan eksklusif selama setahun dari Pertamina untuk menjadi UMKM aggregator yang tangguh, mandiri, berdaya saing serta berdampak nyata bagi lingkungan sekitar.

"Komitmen Pertamina untuk mengembangkan UMKM selaras dengan Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya poin ketiga, yaitu menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif,” ungkap Rudi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)