Kolaborasi Pemerintah dan Industri Perkuat Fortifikasi Pangan

Ilustrasi. Foto: Dok istimewa

Kolaborasi Pemerintah dan Industri Perkuat Fortifikasi Pangan

Wanda Indana • 15 June 2025 22:11

Jakarta: Tantangan kekurangan gizi mikro seperti anemia, kekurangan iodium, dan defisiensi vitamin A masih menjadi pekerjaan rumah dalam pembangunan kesehatan nasional. Untuk itu, pemerintah melalui Bappenas mulai membuka ruang kolaborasi baru dengan berbagai pihak, termasuk pelaku industri pangan, dalam upaya memperluas program fortifikasi pangan skala besar.

Millers for Nutrition, sebuah koalisi global yang baru saja hadir secara resmi di Indonesia, menawarkan pendekatan kolaboratif untuk memperkuat sistem pangan nasional. Koalisi ini bertujuan membantu para penggilingan tepung, minyak goreng, dan beras dalam memperkaya produk dengan mikronutrien penting seperti zat besi, zinc, dan vitamin A.

Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas, Diah Lenggogeni, menyebut bahwa fortifikasi pangan skala besar (LSFF) adalah salah satu intervensi penting yang mendukung pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia secara berkelanjutan.
 

Baca juga: Pemenuhan Gizi Anak, Kunci Tumbuh Kembang Generasi Masa Depan

“Forum ini menjadi wadah yang sangat baik untuk koordinasi lintas sektor yang melibatkan berbagai unsur dari pemerintah pusat, daerah, asosiasi produsen pangan, akademisi serta lembaga swadaya masyarakat,” ujarnya, yang dikutip, Minggu, 15 Juni 2025.

Menurut Diah, kebijakan fortifikasi wajib bisa menjadi investasi strategis untuk memperbaiki kualitas gizi masyarakat, sekaligus mendukung visi besar Indonesia Emas 2045 dan target pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Program ini diinisiasi oleh Yayasan Kegizian untuk Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia (KFI) bersama TechnoServe, organisasi internasional yang bergerak di bidang penguatan sistem pangan. Keduanya bekerja sama untuk memastikan produk fortifikasi di Indonesia memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

“KFI dan TechnoServe melalui program Millers for Nutrition akan melakukan upaya berkelanjutan menjaga konsistensi kebijakan fortifikasi pangan wajib dan kualitas implementasinya,” jelas Nina Sardjunani, Direktur KFI.

Koalisi Millers for Nutrition kini telah berjalan di delapan negara dan menargetkan satu miliar orang dapat mengakses pangan yang terfortifikasi pada 2026. Dukungan terhadap program ini juga datang dari pelaku industri nasional.

Presiden Direktur PT Bungasari Flour Mills Indonesia, Budianto Wijaya, mengatakan bahwa upaya fortifikasi pangan menjadi bagian dari solusi jangka panjang mengatasi kekurangan gizi mikro, terutama di tengah isu stunting yang masih terjadi di Indonesia.

“Kita tahu ada masalah tangkes (stunting) yang salah satunya dipicu oleh kekurangan mikronutrien. Pemerintah juga terus mendorong fortifikasi lebih luas,” tuturnya.

Meski tantangan masih ada, seperti distribusi fortifikasi pada komoditas beras yang lebih kompleks, Budianto optimistis dengan keterlibatan para pelaku usaha besar, standar kualitas bisa lebih terjaga.

“Kalau fortifikasi dilakukan dalam skala besar, justru lebih mudah dikontrol. Kalau kecil-kecil, sangat sulit menjaga kualitas dan standarnya,” tambahnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Wanda)