Polis Nepal dalam protes anti-pemerintah massal. Foto: Anadolu
Istanbul: Perdana Menteri Nepal KP Oli mengundurkan diri dari jabatannya menyusul protes mematikan terhadap dugaan korupsi dan larangan media sosial. Sekretariat Perdana Menteri mengumumkan pengunduran diri Oli, menurut harian Seto Pati.
Politisi Nepal berusia 73 tahun itu terpilih pada Juli tahun lalu.
Pengunduran dirinya terjadi pada hari kedua protes anti-pemerintah massal, yang dipicu oleh langkah Oli untuk melarang platform media sosial di negara Himalaya yang terkurung daratan tersebut, yang telah meminta perusahaan-perusahaan multinasional tersebut untuk membuka kantor mereka di Nepal.
Masyarakat, sebagian besar anak muda, turun ke jalan pada hari Senin, menyerbu gedung parlemen, yang menyebabkan bentrokan dengan polisi sepanjang hari. Catatan rumah sakit yang dikutip oleh media lokal menunjukkan 19 pemuda tewas, sementara 347 lainnya luka-luka.
Pemerintahan Oli telah memberlakukan jam malam di ibu kota Kathmandu serta beberapa distrik lain untuk meredam protes, tetapi juga mencabut larangan media sosial pada Senin malam.
Setidaknya tiga menteri telah mengundurkan diri sebelum Oli mengundurkan diri.
Meskipun ada pembatasan, para pengunjuk rasa berbaris menuju kediaman pribadi Oli di Bhaktapur dan membakarnya. Beberapa pejabat lainnya menghadapi kemarahan para pengunjuk rasa dan aparat keamanan terpaksa mengangkut mereka dari kediaman resmi di Lalitpur ke lokasi yang lebih aman.
“Saya berduka atas protes hari Senin di ibu kota dan di seluruh negeri serta insiden-insiden berikutnya,” kata Oli sebelum mengundurkan diri menurut Harian
Seto Pati, seperti dikutip
Anadolu, Selasa 9 September 2025.
“Tidak ada bentuk kekerasan yang melayani kepentingan bangsa, dan kita harus mengupayakan solusi damai dan berbasis dialog,” ujar Oli.
Oli juga telah mengadakan pertemuan lintas partai pada pukul 18.00 waktu setempat pada Selasa 9 September 2025 dengan mengatakan bahwa dialog adalah "satu-satunya cara" untuk menyelesaikan krisis.
Para pengunjuk rasa juga membakar kantor pusat partai Kongres Nepal yang berkuasa di Sanepa.
Setidaknya empat jurnalis termasuk di antara korban luka. Seiring meningkatnya protes, Nepal mengerahkan militer pada Senin. Pihak berwenang juga menutup Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu pada Selasa.