PM Kanada Sentil Trump Karena 'Menyenangkan' Putin dan Memulai Perang Dagang

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau. (EFE/EPA/SPENCER COLBY / SPENCER COLBY (EFE))

PM Kanada Sentil Trump Karena 'Menyenangkan' Putin dan Memulai Perang Dagang

Riza Aslam Khaeron • 5 March 2025 14:07

Ottowa: Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengecam kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menerapkan tarif perdagangan terhadap Kanada dan pada saat yang sama menunjukkan sikap yang lebih lunak terhadap Rusia.

Mengutip PBS News pada 4 Maret 2025, Trudeau menyebut kebijakan tersebut sebagai "sangat bodoh" dan mengkritik langkah Trump yang dianggap sebagai bentuk "menyenangkan" Vladimir Putin di tengah invasi Rusia ke Ukraina.

Dalam konferensi pers yang berlangsung dengan nada tegas, Trudeau menegaskan bahwa Kanada akan membalas tarif baru yang diberlakukan AS dengan menerapkan tarif balasan terhadap lebih dari 100 miliar dolar barang Amerika.

"Hari ini Amerika Serikat melancarkan perang dagang terhadap Kanada, mitra dan sekutu terdekat mereka, teman terdekat mereka. Pada saat yang sama, mereka berbicara tentang bekerja sama dengan Rusia, menyenangkan seorang diktator yang pembohong dan pembunuh, Vladimir Putin. Buat hal ini masuk akal!," ujar Trudeau dengan nada geram.

Tarif baru yang diberlakukan oleh Trump mencakup pajak 25% terhadap impor dari Kanada dan Meksiko, serta 10% untuk sektor energi Kanada. Kebijakan ini memicu kemarahan di Kanada, dengan banyak pejabat yang menuduh Trump sengaja ingin merusak ekonomi Kanada.

Trudeau bahkan menyebut bahwa Trump ingin melihat "kehancuran total ekonomi Kanada karena itu akan memudahkan mereka mencaplok kami. Itu tidak akan pernah terjadi. Kami tidak akan pernah menjadi negara bagian ke-51," katanya.

Langkah proteksionisme Trump tidak hanya berdampak pada Kanada tetapi juga meningkatkan ketegangan di Amerika Serikat. Beberapa negara bagian seperti Michigan dan New York yang sangat bergantung pada impor energi dari Kanada mulai menekan pemerintahan Trump untuk meninjau kembali kebijakan ini.
 

Baca Juga:
PM Kanada Sebut Tarif Trump sebagai Kebijakan yang ‘Sangat Bodoh'

Premier Ontario, Doug Ford, bahkan mengancam akan menerapkan pajak ekspor 25% pada listrik yang dijual ke AS dan mungkin menghentikan ekspor listrik sepenuhnya jika tarif AS tetap diberlakukan.

Selain perang dagang, kebijakan luar negeri Trump terhadap Ukraina juga mendapat kritik tajam dari Trudeau. Mengutip Global News pada 4 Maret 2025, Trudeau menyesalkan keputusan Trump yang menghentikan seluruh bantuan militer AS untuk Ukraina, dengan mengatakan bahwa langkah tersebut justru memperkuat posisi Rusia dalam perang.

"Kami tahu siapa teman kami, kami tahu siapa lawan kami. Tidak diragukan lagi bahwa Vladimir Putin dan serangannya bukan hanya terhadap Ukraina, tetapi juga terhadap tatanan internasional berbasis aturan serta prinsip-prinsip dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa, adalah lawan Kanada," kata Trudeau.

Trump sendiri membela kebijakannya dengan menegaskan bahwa Ukraina harus mencari jalan damai dengan Rusia atau AS akan menarik semua bentuk dukungan.

"Buat kesepakatan dengan Rusia untuk mengakhiri perang atau kami keluar," kata Trump dalam pertemuannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Pernyataan ini semakin memperkeruh hubungan AS dengan sekutunya, terutama negara-negara NATO yang tetap berkomitmen mendukung Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia.

Di Kanada, kebijakan Trump memicu gelombang nasionalisme. Warga Kanada mulai memboikot produk-produk Amerika dan menolak berlibur ke AS sebagai bentuk protes.

"Kanada marah. Kami memilih untuk tidak pergi berlibur ke Florida. Kami memilih untuk membeli produk Kanada ... dan ya, kami mungkin akan terus mencemooh lagu kebangsaan Amerika di pertandingan olahraga kami," kata Trudeau.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)