Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMAN 1 Cimarga Kabupaten Lebak, Banten kembali normal setelah dua hari (Senin (13/10)dan Selasa(14/10) mogok sekolah, buntut dari penamparan kepala sekolah setempat Dini Fitria terhadap siswanya yang kedapata
Whisnu Mardiansyah • 15 October 2025 13:17
Lebak: Siswa SMAN 1 Cimarga di Kabupaten Lebak, Banten, mulai kembali masuk sekolah untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kepulangan mereka menandai berakhirnya aksi mogok belajar yang dipicu insiden penamparan oleh kepala sekolah.
Sebanyak 99 persen siswa sudah mengikuti pelajaran di sekolah setelah sempat melakukan aksi protes. Kondisi ini menunjukkan proses normalisasi berjalan dengan baik.
“99 persen siswa sudah mengikuti pelajaran di sekolah,” kata Pelaksana Tugas Kepala Bidang SMA Dindikbud Provinsi Banten, Adang Abdurrahman, saat ditemui di SMAN 1 Cimarga seperti dilansir Antara, Rabu, 15 Oktober 2025.
Sebelumnya, sekitar 600 siswa SMAN 1 Cimarga melakukan aksi mogok belajar. Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap kepala sekolah Dini Fitria yang diduga menampar salah satu siswa.
Kasus penamparan tersebut menjadi sorotan nasional. Pemberitaan media massa turut menyoroti penyelesaian konflik di sekolah ini. Pihak Dindikbud Banten bersama stakeholder terkait melakukan kajian dan pemeriksaan. Proses ini menyangkut semua pihak yang terlibat dalam permasalahan tersebut.
“Kami berharap anak-anak kembali belajar dengan nyaman dan damai,” kata Adang Abdurrahman menambahkan.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Lebak, Gugun Nugraha, menyatakan proses belajar mengajar sudah berjalan normal. Pihaknya berharap kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
“Kami minta mogok belajar itu jangan sampai kembali terulang,” katanya.
Dhea, seorang guru SMAN 1 Cimarga, mengapresiasi semua siswa yang kembali melaksanakan KBM. Penyelesaian masalah melibatkan Dindikbud Provinsi Banten, Komite Sekolah, OSIS, dan para guru.
“Kami berharap pelaksanaan KBM berjalan lancar, aman, nyaman dan harmonis,” katanya.
Fikri, siswa kelas 10 SMAN 1 Cimarga, mengaku senang bisa kembali mengikuti KBM. Persoalan di sekolahnya telah diselesaikan dengan baik oleh pihak berwenang. “Kami ingin belajar di sekolah tanpa ada kekerasan,” katanya.