Ilustrasi. Medcom
Muhammad Reyhansyah • 16 October 2025 16:06
Jakarta: Ekonom Senior CORE Indonesia, M. Faisal, menilai salah satu pekerjaan rumah terbesar pemerintah dalam setahun terakhir adalah lemahnya penciptaan lapangan kerja yang berkualitas meski investasi terus tumbuh.
"Kalau lihat satu tahun kebelakangan, kaitannya dengan konsumsi, ini yang belum dibahas, sebetulnya ada satu catatan PR yang paling besar, yang belum bisa diselesaikan dengan baik salah satu tahun ini, yaitu adalah job creation. Semua indikator kaitannya dengan penciptaan lapangan pekerjaan itu melemah semuanya," kata Faisal dalam forum '1 Tahun Prabowo–Gibran: Optimism on 8% Economic Growth' di JS Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025.
Faisal menyebut indeks kepercayaan konsumen terhadap lapangan kerja masih menunjukkan pesimisme tinggi. Salah satu penyebabnya adalah terbatasnya peluang kerja formal yang membuat masyarakat terpaksa bekerja di sektor informal dan UMKM mikro.
"Banyak masyarakat yang kerja di sektor UMKM informal, khususnya yang mikro, itu karena mereka sebagian, saya tidak mengatakan semuanya, sebagian terpaksa. Karena tidak ada lapangan pekerjaan formal yang tercipta cukup secara kualitas," jelasnya.
Faisal juga menyoroti fenomena meningkatnya lulusan sarjana yang bekerja di sektor informal, menandakan ketidakseimbangan antara peningkatan investasi dan penciptaan kerja. "Investasi naik, investasi diharapkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Tapi apakah betul? Itu nanti kita harus evaluasi lagi," tegasnya.
Menurutnya strategi penciptaan lapangan kerja harus melibatkan lintas kementerian dan tidak bisa diserahkan hanya pada Kementerian UMKM. Ia juga menilai perbaikan kebijakan harus difokuskan pada outcome konkret yang dirasakan masyarakat, bukan hanya pada indikator makro.
"Banyak perbaikan, tapi satu kunci yang harus dijalankan untuk meningkatkan impact adalah fokus pada outcome-nya, bukan dari sudut pandang pembuat kebijakan," ujarnya.