Mengoptimalkan Smart Greenhouse untuk Keberlanjutan Pertanian Hortikultura

Smart greenhouse dioptimalkan untuk keberlanjutan pertanian hortikultura. Foto: dok TPHP.

Mengoptimalkan Smart Greenhouse untuk Keberlanjutan Pertanian Hortikultura

Ade Hapsari Lestarini • 22 November 2024 09:33

Jakarta: Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah, Sunarti, mengungkapkan komitmen untuk memajukan sektor pertanian melalui implementasi teknologi smart greenhouse berbasis informasi.

Kolaborasi strategis dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini dirancang untuk memastikan pemanfaatan teknologi canggih dalam pembangunan smart greenhouse secara optimal dan berkelanjutan.

"Implementasi teknologi smart farming dan greenhouse memiliki peluang besar untuk meningkatkan produktivitas tanaman sekaligus keberlanjutan ekonomi. Petani dapat memanfaatkan teknologi ini untuk diversifikasi produk hortikultura bernilai ekonomi tinggi, seperti sayuran organik dan buah-buahan. Dengan lingkungan yang terkontrol, kualitas hasil panen meningkat, membuka peluang pasar lokal hingga ekspor," ujar Sunarti dalam keterangan tertulis, Jumat, 22 November 2024.
 

Memberi manfaat ke petani lokal


Melalui anggaran APBD, pembangunan smart greenhouse ini tidak hanya bertujuan meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada petani lokal. Untuk itu, strategi manajemen berbasis teknologi informasi akan dirumuskan guna memastikan keberlanjutan fungsi dan kinerja dari smart greenhouse.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Kalimantan Tengah dan jajaran atas kolaborasi riset yang inovatif ini. Smart Greenhouse dengan sistem pertanian pintar akan membawa perubahan besar bagi pengelolaan hortikultura di Kalimantan Tengah," ujar Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian.

Dalam kerja sama ini, BRIN melalui Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PRSPBPDH) menginisiasi berbagai program, antara lain:
  1. Participatory Rural Appraisal (PRA): untuk memahami kebutuhan pengelolaan smart greenhouse.
  2. Focus Group Discussion (FGD): membahas strategi keberlanjutan dan pengelolaan teknologi.
  3. Riset Sustainable Smart Greenhouse: mencakup penilaian keberlanjutan dan life cycle assessment (LCA).
  4. Pemetaan Kesesuaian Lahan: memastikan lokasi optimal untuk pembangunan.
  5. Bimbingan Teknis dan Pendampingan: membantu kelompok tani hortikultura dalam mengadopsi teknologi smart farming.
 
PIC program PRSPBPDH BRIN, Helena Lina Susilawati menyatakan teknologi smart farming adalah solusi inovatif untuk tantangan pertanian modern. Adapun Analisis Life Cycle Assessment (LCA) menjadi metode penting untuk mengevaluasi dampak lingkungan dalam siklus hidup produk pertanian, sehingga mendorong keberlanjutan yang lebih ramah lingkungan.
 
Kolaborasi ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam transformasi pertanian Kalimantan Tengah menuju era modern yang berkelanjutan. Dengan pendekatan berbasis data, teknologi, dan inovasi, sektor pertanian hortikultura Kalimantan Tengah siap bersaing di tingkat nasional.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Ade Hapsari Lestarini)