Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani. Foto: Medcom.id/Husen.
M Ilham Ramadhan Avisena • 23 December 2024 11:37
Jakarta: Indonesia kantongi komitmen investasi baru senilai USD7,46 miliar, setara Rp120 triliun dari hasil lawatan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani ke Tiongkok. Pertemuan dilakukan dengan sejumlah perusahaan besar dari Negeri Tirai Bambu.
Pertemuan dengan Geely Auto Group, misalnya, membahas potensi investasi dalam pengembangan industri otomotif di Indonesia. Geely merupakan salah satu produsen otomotif global terkemuka dan pemegang saham di beberapa merek mobil terkenal Eropa, di antaranya Volvo, Daimler, dan Lotus. Di Asia Tenggara, Geely menjadi pemegang saham minoritas Proton. Saat ini, Geely telah berkomitmen melakukan kerja sama perakitan industri mobil listrik dengan perusahaan Indonesia.
"Kami melihat, di Indonesia potensi pengembangan mobil berbahan bakar metanol sangat besar, karena Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia, dan kita tahu bahwa metanol itu salah satunya dari sawit," kata Rosan dikutip dari keterangan pers, Senin, 23 Desember 2024.
Lalu pertemuan dengan Zhenshi Holding Group Co., Ltd. yang telah berinvestasi di beberapa proyek peleburan nikel, antara lain di Maluku Utara dan Morowali. Anak perusahaan Zhenshi, yaitu Jushi Group, adalah salah satu produsen fiberglass terbesar di dunia. Jushi Group berencana melakukan investasi baru sebesar USD1 miliar pada tahap pertama di bidang industri fiberglass, dengan perkiraan penyerapan tenaga kerja 4.500 orang.
(Ilustrasi. Foto: Medcom.id)
Rosan menyatakan, pemerintah mendukung rencana investasi perusahaan di industri fiberglass dan sektor lainnya. "Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo memiliki empat program prioritas di antaranya hilirisasi, ketahanan pangan dan ketahanan energi. Tentunya, kami menyambut baik jika Zhenshi Group juga memiliki minat investasi di sektor pertanian dan energi," jelasnya.
Kemudian pertemuan dengan Wankai New Materials (Zhink Group), yang merupakan bagian dari Zhink Group untuk membahas minat investasi di sektor industri turunan petrokimia. Total rencana investasi ini mencapai USD1 miliar yang akan dilakukan dalam tiga tahap. Zhink Group sendiri merupakan produsen PET (Polietilena Tereftalat) terbesar ke-3 di Tiongkok dan terbesar ke-5 di dunia.
Zhink Group berencana berinvestasi di Cilegon dengan menggandeng perusahaan global lainnya. Masuknya investasi dari perusahaan itu diharapkan dapat membantu Indonesia mensubstitusi impor guna memenuhi kebutuhan PET di dalam negeri.
Selanjutnya pertemuan dengan Hongshi Holding Group yang berencana mengembangkan kawasan industri yang akan memproduksi silikon, polisilikon (bahan baku solar panel), baterai beserta komponennya, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 gigawatt. Rencananya, konstruksi investasi baru senilai USD5 miliar ini akan dilakukan secara bertahap.
Rosan menjelaskan, Indonesia memiliki potensi investasi yang luar biasa di sektor renewable energy dengan total lebih dari 3.700 gigawatt, di mana 3.000 gigawatt di antaranya berasal dari solar energy. "Kami mengajak investor global untuk turut andil di sektor renewable energy karena ini sejalan dengan target Indonesia untuk mencapai net zero emission pada 2060 or sooner," kata dia.
Baca juga: Industri Petrokimia Perlu Perhatian Pemerintah, Butuh Kepastian Regulasi |