PM Suriah Mohammed al Bashir sebut pemberontak akan menjamin hak-hak kaum minoritas negaranya. (Al Arabiya)
Marcheilla Ariesta • 12 December 2024 14:09
Damaskus: Perdana Menteri baru Suriah Mohammed al-Bashir mengatakan, aliansi pemberontak yang menggulingkan presiden Bashar al-Assad akan menjamin hak-hak minoritas. Ia menyampaikannya dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Rabu kemarin.
Mohammed al-Bashir juga menyerukan kepada jutaan orang yang melarikan diri dari perang untuk kembali ke rumah.
Assad melarikan diri dari Suriah setelah serangan kilat yang dipelopori oleh kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan sekutunya, yang mengakhiri lima dekade pemerintahan brutal klannya.
Warga Suriah di seluruh negeri dan di seluruh dunia bersorak dalam perayaan, setelah mengalami era yang menyesakkan di mana siapa pun yang dicurigai melakukan pembangkangan dapat dijebloskan ke penjara atau dibunuh.
Dengan penggulingan Assad yang menjerumuskan Suriah ke dalam ketidakpastian, para penguasa barunya telah berusaha meyakinkan kaum minoritas agama bahwa mereka tidak akan menindas mereka.
Mereka juga telah menjanjikan keadilan bagi para korban pemerintahan tangan besi Assad, dengan pemimpin HTS Abu Mohammed al-Golani bersumpah bahwa pejabat yang terlibat dalam penyiksaan tahanan tidak akan diampuni.
“Kami tidak akan mengampuni mereka yang terlibat dalam penyiksaan tahanan,” kata Golani, yang kini menggunakan nama aslinya Ahmed al-Sharaa.
Dilansir dari Channel News Asia, Golani mendesak negara-negara untuk menyerahkan siapa pun dari para penjahat yang mungkin telah melarikan diri agar mereka dapat diadili.
Di koridor-koridor rumah sakit utama Damaskus, ribuan keluarga berkumpul untuk mencoba menemukan jenazah orang-orang terkasih yang ditangkap bertahun-tahun lalu oleh pihak berwenang.
"Di mana anak-anak kami?" teriak para wanita sambil berpegangan pada dinding, putus asa untuk mengakhiri penderitaan mereka selama bertahun-tahun.
HTS menjamin keamanan
HTS Muslim Sunni berakar pada cabang Al-Qaeda di Suriah dan dilarang sebagai organisasi teroris oleh banyak pemerintah Barat, meskipun telah berusaha untuk memoderasi retorikanya.
"Justru karena kami Islam, kami akan menjamin hak-hak semua orang dan semua sekte di Suriah," kata Mohammad al-Bashir, yang ditunjuk oleh para pemberontak sebagai kepala pemerintahan transisi.
Bashir, yang pengangkatannya diumumkan pada Selasa, ditugaskan untuk memimpin negara multietnis dan multiagama itu hingga 1 Maret.
Setelah puluhan tahun diperintah oleh keluarga Assad, warga Suriah kini menghadapi tantangan besar untuk memetakan arah baru saat mereka bangkit dari perang yang telah berlangsung hampir 14 tahun.
Di Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah dan kota besar pertama yang direbut oleh pemberontak dalam serangan mereka, pemilik toko Ramadan Dali, 70 tahun, mengatakan bahwa "kami mulai merasa aman".
Juman Khilaly, 40 tahun, mengatakan bahwa "masih banyak ketidakpastian" bahkan pada aspek kehidupan yang paling mendasar, seperti sekolah untuk anaknya yang berusia 10 tahun dan harga yang melambung tinggi.
"Semuanya sangat mahal," katanya.
Di desa asal keluarga Assad, Qardaha, makam ayah mantan pemimpin itu dibakar, rekaman AFP menunjukkan, dengan para pejuang pemberontak berseragam dan pemuda menyaksikan pembakarannya.
Partai Baath dari presiden yang digulingkan mengumumkan akan menangguhkan kegiatannya "dalam segala bentuknya sampai pemberitahuan lebih lanjut" dan menyerahkan aset kepada pihak berwenang.
Perang saudara Suriah telah menewaskan lebih dari 500.000 orang dan memaksa setengah dari populasi meninggalkan rumah mereka, dengan enam juta dari mereka mencari perlindungan di luar negeri.
Dalam wawancaranya, Bashir meminta warga Suriah di luar negeri untuk kembali ke tanah air mereka.
"Suriah sekarang adalah negara bebas yang telah mendapatkan harga diri dan martabatnya. Kembalilah," katanya.
Bashir mengatakan, para penguasa baru Suriah akan bersedia bekerja sama dengan siapa pun selama mereka tidak membela Assad.
Utusan PBB untuk Suriah, Geir Pedersen, mendesak proses yang inklusif. Pedersen mengungkapkan bahwa "kekhawatiran terbesarnya adalah transisi tersebut akan menciptakan kontradiksi baru yang dapat menyebabkan pertikaian sipil baru".
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan badan dunia itu "berkomitmen penuh untuk mendukung transisi kekuasaan yang lancar".
Assad didukung oleh Rusia, tempat ia dilaporkan melarikan diri, serta Iran dan kelompok militan Hizbullah Lebanon.
Pada Rabu, Kremlin mengatakan ingin melihat stabilisasi di Suriah "segera", karena mengkritik Israel atas ratusan serangan udara yang dilakukannya terhadap tetangganya selama dua hari terakhir.
Baca juga: Pemimpin Baru Suriah Tegaskan Saatnya Bagi Stabilitas dan Ketenangan