Bapanas Harap Produksi Pangan Dalam Negeri Terjaga

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi. Foto Istimewa.

Bapanas Harap Produksi Pangan Dalam Negeri Terjaga

Media Indonesia • 2 July 2024 12:31

Jakarta: Demi mewujudkan ketahanan pangan yang bersumber dari produksi dalam negeri, pemerintah terus menyokong kalangan petani untuk menggiatkan produktivitasnya, terutama tanaman pangan.

"Ini luar biasa, karena sekian tahun lalu saya ke Gunungkidul, agak sulit menanam di sini ya, karena airnya kurang, kondisinya tidak mungkin. Tapi hari ini ada lahan seperti ini yang bisa dimanfaatkan. Terima kasih kepada Kementan dan pemerintah daerah," ucap Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dikutip dari keterangan yang diterima pada Selasa, 2 Juli 2024.

"Jangan ada satu jengkal pun yang tidak ditanam. Kalau ini ditanami jagung, pasti tentunya nanti para peternak kita bisa happy, karena jagung sangat diperlukan oleh para peternak. Jagung itu hari ini sangat menjanjikan," tambah Arief.

Arief menegaskan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah diminta untuk menjaga harga pangan di setiap lini. "Jadi saat harga jagung baik, harga padi baik, sehingga waktunya kita memang memproduksi dalam negeri. Saya diminta Bapak Presiden tentunya agar bergantung kepada produksi dalam negeri," ungkap dia.

Di sisi lain, melihat kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Arief menerangkan momen tersebut harus bisa dimanfaatkan para petani untuk meningkatkan produksi dalam negeri.

"Sehingga kita bisa penuhi kebutuhan dalam negeri dan ini yang harus didukung oleh semua pihak. Ini kesempatan kita sekarang produksi dalam negeri, karena harganya pasti bagus," imbuh dia.
 

Baca juga: Harga Pangan Global Melejit, Indonesia Dituntut Pecut Produksi Dalam Negeri
 

Kementan diminta penuhi stok pupuk dan benih


Arief turut mendorong Kementan agar dapat memastikan dukungan terhadap petani, misalnya benih dan pupuk. Sementara pihaknya mempersiapkan di fase pascapanen seperti penyerapan oleh peternak unggas dan mobilisasi stok dari daerah surplus ke daerah yang defisit.

"Kita tentunya bersyukur pada hari ini kita bisa masih bisa melakukan panen dan diharapkan bisa melakukan percepatan tanam, karena salah satu yang menjadi harapan Bapak Presiden adalah bagaimana kita melakukan percepatan produksi kembali. Bapak Presiden dalam kunjungan ke beberapa tempat, itu beliau pastikan sendiri bahwa pompanisasi telah berjalan," ujar Arief.

Sementara itu, penegasan dari Presiden mengenai ancaman kekeringan dan dampaknya terhadap ketersediaan pangan harus dimitigasi sejak saat ini. Terlebih lagi, World Bank dalam publikasi 'Indonesia Economic Prospects' yang dirilis Juni ini menyebutkan inflasi dan harga pangan pokok seperti beras, daging ayam, dan telur sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim.

"Persiapan pangan kita hari ini perlu percepatan, perlu konsentrasi penuh, karena memang ada climate change. Untuk itu, kepada Bulog tugasnya adalah menyerap dengan harga yang baik, jadi tak boleh harga GKP di bawah Rp6.000 per kilogram. Target penyerapan Bulog juga tidak dibatasi, Bulog harus serap sebanyak-banyaknya. Pokoknya tugas Kementan itu siapkan produksi, lalu untuk penyerapan dan jaga harga agar tidak jatuh itu Bapanas dan Bulog," beber dia.

Sebagai informasi, hingga minggu ketiga Juni 2024, realisasi pengadaan beras dalam negeri oleh Bulog telah menyentuh angka 690 ribu ton. Kemudian, untuk total saluran bantuan beras yang diberikan sepanjang tahun ini telah mencapai 1,8 juta ton, diantaranya adalah penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 759 ribu ton, bantuan pangan beras tahap pertama 656 ribu ton dan tahap kedua 378 ribu ton, serta bantuan tanggap darurat sejumlah 348 ton.

(NAUFAL ZUHDI)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)