Taiwan Ingin Masuk Sistem PBB untuk Perdamaian di Indo-Pasifik

Menlu Taiwan Lin Chia-lung. (CNA)

Taiwan Ingin Masuk Sistem PBB untuk Perdamaian di Indo-Pasifik

Marcheilla Ariesta • 3 September 2024 23:52

Taipei: Taiwan kembali mendesak agar bisa masuk sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menteri Luar Negeri Taiwan, Lin Chia-lung mengatakan, mereka harus masuk PBB untuk menjaga perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.

"Upaya Beijing untuk mengubah status quo di Selat Taiwan dan memperluas otoritarianisme di seluruh kawasan Indo-Pasifik merupakan ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan di seluruh dunia," kata Lin dalam pernyataan yang diterima dari Kantor Ekonomi dan Dagang Taiwan (TETO) di Jakarta, Selasa, 3 September 2024.

Lin mengatakan, meskipun menyadari penting untuk mengurangi ketegangan di kawasan Indo-Pasifik, PBB belim mengambil tindakan menghadapi 'masalah' yang ditimbulkan Tiongkok.

"Karena pendekatan baru untuk terlibat dengan Taiwan telah muncul di komunitas global, dan menghasilkan manfaat global yang besar, maka gagasan bahwa harus ada pilihan antara RRT (Republik Rakyat Tiongkok) dan Taiwan dalam sistem PBB adalah dikotomi yang salah," ucap Lin.

"Sekarang adalah waktu yang tepat bagi PBB untuk berkembang dan memikirkan kembali kebijakannya yang tidak dapat dibenarkan, yaitu mengecualikan Taiwan," lanjut Lin.

Lin menyarankan untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional, PBB harus kembali ke Resolusi 2758. Tiongkok, kata Lin, telah dengan sengaja salah mengartikan Resolusi 2758, dan secara keliru mencampuradukkannya dengan “prinsip satu China” miliknya sendiri, yang berbeda dari “kebijakan satu China” yang diadopsi oleh banyak negara. 

"RRT terus menerus menekan hak Taiwan untuk berpartisipasi secara berarti di PBB dan badan-badan khususnya," jelas dia.

PBB, kata Lin, harus kembali ke resolusi itu dan mendorong interpretasi yang benar dari resolusi tersebut, serta mengeksplorasi cara-cara untuk 'melawan ambisi agresif' Tiongkok.

“Dengan memperkenalkan aturan yang membenarkan penyerbuan dan penahanan kapal, serta mengizinkan individu memasuki wilayah maritim yang disengketakan, Beijing bertujuan untuk menegaskan kendali atas perairan internasional dan menantang norma serta klaim global," ucap Lin.

"Untuk memastikan perdamaian global dan stabilitas ekonomi, PBB dan masyarakat internasional tidak hanya harus menegaskan kembali kekhawatiran mereka tentang perilaku koersif Beijing, tetapi juga bekerja sama dalam mencegah perencanaan yang melanggar hukum," sambungnya.

Menurutnya, Taiwan telah terbukti menjadi mitra yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan bagi mereka yang bekerja sama dengannya. 

"Taiwan juga telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB. Merangkul partisipasi Taiwan dalam sistem PBB akan menjadi pilihan terbaik organisasi internasional ini untuk mengurangi potensi krisis regional, menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, serta memacu kemakmuran global," tutur Lin.

"Ke depannya, Taiwan akan terus memainkan perannya. Bekerja sama dengan negara-negara yang memiliki pemikiran serupa untuk menjaga rantai pasokan global yang sehat dan tangguh, khususnya dalam industri semikonduktor, Taiwan bertekad membantu dunia bergerak maju selama beberapa dekade mendatang. Demi dunia yang lebih aman dan lebih baik, sistem PBB perlu menyertakan Taiwan," pungkasnya.

Baca juga: Penasihat AS Senggol Isu Selat Taiwan dan Laut China Selatan ke Tiongkok

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)