Inflasi dan Ekonomi yang Lesu Bikin Warga Eropa Berhemat saat Natal

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Inflasi dan Ekonomi yang Lesu Bikin Warga Eropa Berhemat saat Natal

Ade Hapsari Lestarini • 25 December 2023 17:15

Valletta: Meningkatnya biaya hidup dan prakiraan ekonomi Eropa yang suram, membuat sebagian besar masyarakat Eropa sangat berhemat dalam anggaran Natal mereka. Dunia usaha di seluruh Eropa bersiap menghadapi berkurangnya pendapatan di akhir tahun.
 

Biaya hidup yang tinggi


Menurut Eurostat, kantor statistik Uni Eropa (UE), tingkat inflasi tahunan zona euro adalah 2,4 persen pada November, turun dari 2,9 persen pada Oktober. Namun, inflasi November yang lebih tinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman beralkohol dan produk tembakau, yaitu sebesar 6,9 persen.

Menurut ekonom Malta David Zahra, kebanyakan masyarakat Eropa merespons harga yang lebih tinggi dengan memperketat belanja mereka.

"Ada begitu banyak lagi pengeluaran yang harus ditanggung oleh keluarga sehingga mereka harus ekstra hati-hati dalam membelanjakan sedikit uang yang tersisa untuk Natal," katanya kepada Xinhua, Senin, 25 Desember 2023.

Pemilik restoran asal Malta, Jessica Cini, sependapat, dan menyesali kenyataan untuk pertama kalinya dalam lima tahun, tidak ada satu hari pun restorannya penuh dipesan selama periode Natal.

Joseph Camilleri, warga Malta dengan dua anak, juga mengurangi belanja terkait Natal tahun ini karena kenaikan tajam biaya hidup dalam beberapa bulan terakhir.

"Saya menghabiskan lebih dari 100 euro (USD110) lebih banyak dalam seminggu untuk makanan keluarga saya. Memiliki dua anak yang tumbuh dengan cepat dan makan banyak, saya dan istri sering bercanda kami akan menurunkan berat badan pada Natal ini karena akan menjadi diet Natal," dia tertawa.

Warga Zagreb, Bozica Koscak, juga merencanakan Natal sederhana bersama suami dan anak-anaknya. "Meningkatnya biaya hidup memberikan tekanan besar pada kami," katanya kepada Xinhua, seraya menambahkan membeli barang saat obralan adalah salah satu cara untuk mengatasi kenaikan inflasi. 
"Situasi ini tidak normal," keluhnya.

 
Baca juga: Bank Sentral Eropa Diperkirakan Belum Menyatakan Penurunan Suku Bunga

Menghemat pengeluaran


Berbagi tips tentang cara menghemat uang di musim Natal semakin populer di media Jerman. Menurut survei terbaru yang diterbitkan oleh lembaga riset pasar GfK, hampir tiga perempat rumah tangga di Jerman dengan pendapatan bersih rendah berniat menghemat belanjaan untuk Natal.

Pprofesor ekonomi di Sekolah Keuangan dan Manajemen Frankfurt, Horst Loechel, mengatakan tingkat inflasi yang lebih tinggi dan ketidakpastian masa depan memengaruhi niat belanja rumah tangga.

Lebih dari 50 persen keluarga Inggris juga memperketat anggaran Natal mereka karena meningkatnya biaya hidup, menurut survei YouGov yang dilakukan pada awal Desember.

Survei lain yang dilakukan baru-baru ini oleh Kantor Statistik Nasional (ONS) terhadap orang dewasa Inggris juga menghasilkan kesimpulan yang sama, yaitu 46 persen responden berencana mengurangi pembelian makanan atau hadiah Natal.

"Pengecer bersiap menghadapi hiruk pikuk belanja di menit-menit terakhir di bulan Desember dan akan terus bekerja keras untuk memberikan Natal yang terjangkau bagi pelanggan sehingga semua orang dapat menikmati keceriaan Natal," kata Kepala eksekutif Konsorsium Ritel Inggris, Helen Dickinson.

Menurut Kepala Ritel di kantor KPMG di Inggris, Paul Martin, harga adalah faktor penentu terbesar saat ini. "Jadi, kita mungkin akan melihat periode diskon yang berkepanjangan dan tepat sasaran karena pengecer bersaing keras untuk mendapatkan (uang) yang menyusut dan perlu mengosongkan stok,” katanya.

Menurut data dari Pusat Penelitian Ekonomi dan Bisnis, agar rumah tangga dapat merayakan Natal seperti pada 2019, mereka harus mengeluarkan 118 poundsterling Inggris (USD149,9) lebih banyak pada tahun ini.

Di Swedia, pelanggan menghabiskan lebih banyak waktu untuk window shopping dibandingkan membeli hadiah. "Kami tidak akan membeli hadiah Natal sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Kami mungkin akan menghabiskan sekitar 30 persen lebih sedikit," kata seorang pembeli, Petra Johansson, kepada Xinhua.

Kepala bagian Statistik Departemen Akuntansi Nasional Swedia, Jessica Engdahl, membenarkan tren penurunan tersebut. Dia menambahkan, pengeluaran rumah tangga telah menyusut selama lima kuartal berturut-turut.

Menurut survei yang dilakukan oleh perusahaan riset pasar dan analisis data Prancis CSA, rata-rata anggaran yang dicurahkan untuk Natal di Prancis adalah 549 euro tahun ini, lebih rendah 19 euro dibandingkan 2022.

 
Baca juga: ECB Menaikkan Suku Bunga ke Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Prediksi ekonomi yang suram


Di tengah musim belanja Natal, negara-negara Eropa membuat perkiraan ekonomi yang suram, setelah sebelumnya menurunkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi mereka.

Menurut Prakiraan Ekonomi Musim Gugur Komisi Eropa yang diterbitkan pada 15 November, perekonomian UE kehilangan momentum pada 2023. Oleh karena itu, komisi tersebut telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonominya di UE dan zona euro tahun ini menjadi 0,6 persen.

PDB Uni Eropa diproyeksikan meningkat sebesar 1,3 persen pada 2024. Sedangkan PDB zona euro sebesar 1,2 persen – kedua angka tersebut lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Di Jerman, negara dengan perekonomian terbesar di Eropa, perekonomiannya masih stagnan. Pada Oktober, pemerintah Jerman memperkirakan kontraksi sebesar 0,4 persen pada tahun ini dan pertumbuhan sebesar 1,3 persen pada 2024.

Loechel menyalahkan dampak kenaikan harga energi dan transisi ke ekonomi hijau sebagai penyebab lesunya perekonomian, yang ia perkirakan akan terjadi juga pada 2024. Tidak adanya kontraksi PDB lebih lanjut sudah dianggap memuaskan.

Pakar ekonomi Kroasia Zeljko Hodonj menekankan ketergantungan negaranya pada perekonomian Jerman dan Italia. "Saya tidak melihat perekonomian akan pulih secara signifikan di Kroasia atau Eropa," ujarnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)