Hizbullah terus bertahan melawan Israel. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 10 October 2024 06:40
Moskow: Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa Hizbullah masih terorganisasi dan belum kehilangan rantai komandonya meskipun ada serangan oleh Israel. Israel menurut Moskow berusaha memicu konflik bersenjata di Timur Tengah.
“Menurut penilaian kami, Hizbullah, termasuk sayap militernya, belum kehilangan rantai komandonya dan menunjukkan organisasinya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova kepada wartawan, seperti dikutip Al Arabiya, Kamis 10 Oktobet 2024.
“Barat, khususnya Amerika Serikat dan Inggris, memicu konflik di Timur Tengah dan menunjukkan kemunafikan dengan dukungannya terhadap Israel yang menimbulkan banyak korban sipil di Lebanon,” ucap Zakharova.
Hizbullah dibentuk oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran pada awal 1980-an untuk memerangi Israel. Gerakan ini juga merupakan gerakan sosial, agama, dan politik utama bagi Muslim Syiah Lebanon.
Rusia juga mengecam Israel atas serangannya terhadap Suriah.
“Sekali lagi, Israel telah melanggar kedaulatan Suriah dengan meluncurkan serangan rudal ke gedung apartemen bertingkat di daerah padat penduduk di Damaskus,” kata Zakharova.
“Sangat keterlaluan bahwa tindakan seperti itu benar-benar berubah menjadi praktik rutin yang diterapkan di Suriah, Lebanon, dan Jalur Gaza,” kata Zakharova.
Zakharova menambahkan bahwa tindakan Israel menunjukkan “keinginan Israel untuk lebih memperluas geografi eskalasi bersenjata di wilayah tersebut.”