Buku Karya Usman Kansong Bisa Jadi Panduan Pemberitaan Pilkada

Peluncuran buku Dewan Redaksi Media Group Usman Kansong. Foto: Metrotvnews.com/Kautsar Widya Prabowo.

Buku Karya Usman Kansong Bisa Jadi Panduan Pemberitaan Pilkada

Kautsar Widya Prabowo • 21 November 2024 23:38

Jakarta: Direktur Pemberitaan Media Indonesia Abdul Kohar merespons positif atas pelucuran buku berjudul 'Populisme Islam di Indonesia dan Bagaimana Media Memberitakannya?'. Buku tersebut merupakan karya Dewan Redaksi Media Group Usman Kansong.

Kohar menilai buku ini mampu menjadi panduan bagi media dalam memberitakan proses pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 27 November 2024. Khususnya, untuk mencegah penggiringan opini yang menjurus terhadap politik identitas. 

"Dikhawatirkan kan ketika pilkada itu dijadikan sebagai ajang bukan untuk mencari kompetisi yang sehat tetapi justru untuk memecah belah, lalu nanti sakitnya terus menerus itu akan terjadi, dan cara mengobatinya agak lebih susah. Nah buku ini memberikan panduan untuk itu," ujar Abdul Kohar di Novotel Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, 21 November 2024. 

Kohar menjelaskan buku ini memotret tiga media yang memiliki pandangan berbeda dalam memberitakan Pilkada DKI Jakarta pada 2017. Salah satunya, Metro TV yang sempat dituding sebagai media yang dominan memberitakan politik identitas dari salah satu peserta Pilkada Jakarta. 
 

Baca juga: Usman Kansong Luncurkan Buku, Bahas Soal Pemberitaan Pilkada Jakarta 2017

Kohar yang saat itu menjadi Wakil Pemimpin Redaksi (Wapemred) Metro TV mengaku mengetahui secara pasti kondisi ruang redaksi. Ia pun memutuskan melakukan pendekatan ke sejumlah ulama untuk meluruskan pemberitaan di Metro TV.

"Kalau orang Jawa bilang ya yang waras ngalah kan yang waras harus mengalah meskipun tidak semua orang setuju dengan statement seperti ini, tetapi situasi waktu itu memang membuat ya kami harus menjelaskan satu persatu (ke ulama)," terangnya.

Sementara itu, penulis buku Usman Kansong berharap masyarakat dapat memilih pemimpin daerah berdasarkan program yang realistis. Bukan atas kesamaan agama hingga latar belakang budaya. 

"Memilih secara rasional itu adalah memilih kandidat yang kita anggap programnya hebat, programnya bagus, programnya bisa menyejahterakan," ujar Usman.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)