Ilustrasi. Medcom.id
Media Indonesia • 2 November 2023 18:48
Garut: Musim kemarau di Kabupaten Garut, Jawa Barat, berdampak kekeringan hingga menyebabkan lahan pertanian seluas 478 hektare mengalami kekeringan. Kekeringan tersebut menyebabkan 144 hektare lahan di tiga kecamatan gagal panen (puso).
Sub Koordinator Penanganan Bencana Alam Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Dudung Sumirat, mengatakan kekeringan yang terjadi di daerahnya berdampak pada sektor pertanian hingga kondisi lahan mengalami kekeringan ringan, sedang, berat dan gagal panen (Puso). Namun, lahan pertanian dalam kondisi kekeringan ringan seluas 80 hektare, sedang 106 hektare, berat 148 hektare dan 144 hektare puso.
"Musim kemarau panjang nampaknya masih terus berlangsung sejak bulan Agustus hingga sekarang dan sejak beberapa hari sudah turun hujan tetapi belum merata. Akan tetapi, warga masih terdampak kekeringan dan mereka juga selama ini tetap membutuhkan air bersih yang diperuntukan untuk minum dan memasak," kata Dudung di Garut, Kamis, 2 November 2023.
Dudung mengatakan musim kemarau panjang yang terjadi menyebabkan lahan pertanian seluas 1.057 hektare terancam kekeringan berada di berbagai daerah di Kabupaten Garut dan pada musim kemarau hampir merata hingga adanya potensi luasan lahan masih ada penambahan. Namun lahan pertanian paling parah di Kecamatan Peundeuy, Kecamatan Cisompet, dan Kecamatan Selaawi paling terdampak.
"Kekeringan yang terjadi di wilayah Kabupaten Garut, kami sudah melakukan berbagai upaya dalam penanganan kekeringan seperti dalam penanganan swadaya dan memberdayakan kelompok tani di 21 kecamatan. Akan tetapi, selain itu kami membantu distribusi air bersih memakai jeriken dan melakukan penyedotan air untuk lahan yang terancam gagal panen," jelasnya.
Menurutnya zonasi kuning di wilayah Garut memang terdapat sedikit sumber air namun bagi masyarakat memiliki kesulitan untuk mengakses sumber mata air baik, karena jauh maupun ketinggian yang sulit dijangkau. Akan tetapi, untuk zonasi hijau memang ada irigasi teknis dan kebutuhan air masih terpenuhi meskipun debit air mulai berkurang karena kekeringan tapi berharap petani mencari tanaman pendek untuk 30 hari hingga 40 hari bisa dipanen guna mempertahankan kondisi ekonomi.
"Kami mengimbau kepada seluruh petani di Kabupaten Garut termasuk petugas penyuluh, UPT Pertanian, di lapangan untuk segera melaksanakan sosialisasi secara masif agar masyarakat di lokasi yang masih terdapat sumber air bisa memanfaatkan air dengan menanam yang tidak memerlukan air banyak," ujarnya.