Amerika Serikat. Foto: Unsplash.
New York: JP Morgan menturkan reli pasar saham baru-baru ini, didukung oleh gelombang pendapatan yang optimis, menutupi sejumlah risiko yang ditimbulkan oleh data ekonomi terbaru. Pasar saham Amerika Serikat (AS) naik setelah laporan kuartal pertama yang kuat dari perusahaan teknologi Alphabet dan Microsoft.
Ekonom JP Morgan Marko Kolanovic mengatakan data terbaru pada PDB kuartal pertama dan tingginya inflasi menantang pandangan
soft landing yang dianut oleh banyak orang.
"Sementara kekhawatiran terhadap pasar risiko terlalu panas sehingga membahayakan penurunan suku bunga, berbeda dengan cerita yang terlalu panas, angka PDB baru-baru ini berada dalam arah stagflasi dibandingkan ekspektasi pasar," kata tim JPMorgan, dilansir
Business Insider, Kamis, 2 Mei 2024.
Para analis menjelaskan harapan untuk terjadinya soft landing dibangun di atas pertumbuhan ekonomi yang kuat dan prospek inflasi akan mereda setelah beberapa sektor utama yang bermasalah kembali turun, khususnya inflasi sewa dan asuransi mobil.
Namun, data ekonomi baru-baru ini telah menghancurkan harapan tersebut, dan Kolanovic mengatakan pesan dari pertumbuhan yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi, sebuah situasi yang mengarah pada stagflasi belum diterima oleh pasar.
PDB lebih rendah
Indeks produk domestik bruto riil baru naik pada tingkat tahunan sebesar 1,6 persen, lebih rendah dari perkiraan sebesar 2,5 persen. Sementara itu, ukuran inflasi yang ditetapkan oleh The Fed melampaui perkiraan sebesar 2,7 persen pada Maret, yaitu sebesar 2,8 persen.
Bank Dunia mengatakan terdapat bukti kuat tren disinflasi di seluruh dunia telah terhenti. Bahkan dalam hal pendapatan, analis JPMorgan mengatakan mereka tidak terlalu terkesan pada sepanjang musim ini.
Di antara sekitar 42 persen perusahaan S&P 500 yang melaporkan pendapatannya, 75 persen melampaui perkiraan EPS, namun hanya 59 persen yang melampaui perkiraan pendapatan, turun di bawah rata-rata 63 persen.
Suara-suara Wall Street lainnya juga menyuarakan risiko stagflasi baru-baru ini. Jamie Dimon dan pakar lainnya memberikan peringatan, dengan mengatakan bahwa AS mungkin akan mengalami skenario seperti 1970-an, lengkap dengan jatuhnya pasar saham.