Korban Banjir Luwu Berjalan Kaki 5 Jam Menuju Posko Bantuan

Proses evakuasi delapan warga yang terisolir akibat banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Dokumentasi/ Istimewa.

Korban Banjir Luwu Berjalan Kaki 5 Jam Menuju Posko Bantuan

Media Indonesia • 7 May 2024 16:35

Luwu: Lima setengah jam lamanya, 26 warga Desa Buntu Karek, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, untuk tiba di Posko Utama Penanggulangan Bencana Banjir dan Longsor di Belopa, Luwu. Mereka semua berjalan kaki, meninggalkan rumah dan lokasi pengungsian sementara demi bertahan hidup.

Desa Buntu Karek, merupakan salah satu dari 12 desa yang tersolasi akibat bencana longsor di Luwu. Hanya saja, belum semua warga yang jumlahnya ribuan, bisa dievakuasi lantara prasarana yang masih minim. Untuk evakuasi warga hanya menggunakan helikopter milik kepolisian dan BNPB. Risno, 30, warga Desa Buntu Karek, mengaku ikut berjalan kaki ke posko utama, karena jika menunggu antrean menggunakan heli memakan waktu lama.

"Banyak sekalikan itu warga terdampak, bantuan makanan memang ada, tapi kita bukan hanya butuh itu. Rumah kita juga sudah rusak, kalau hujan dan longsor lagi bahaya," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto. 

Sementara itu, ia membenarkan jika intensitas hujan satu minggu ke depan masih tinggi di wilayah Sulawesi Selatan, dan penyebab banjir dan longsor di sejumlah daerah di Sulsel itu akibat curah hujan yang ekstrem tersebut. Meski demikian, semua sudah turun tangan dan memastikan penduduk di daerah yang masih terisolasi tidak mengalami kekurangan logistik atau pun kebutuhan lainnya.
 

Baca: Tim SAR Gabungan Evakuasi 8 Warga Terisolir Banjir di Luwu

"Untuk itu sudah dikerahkan, semua unsur TNI, AL, AU, dan terakhir AD yang semua menyiapkan helikopter untuk angkutan logistik masyarakat terdampak," ungkap Suharyanto.

Dia pun menegaskan jika cuaca cerah dilakukan pengiriman logistik lewat udara. "Dan sebagai informasi juga untuk jembatan yang putus per hari ini, sudah mengirimkan jembatan. Dan dalam waktu tidak terlalu lama, mudah mudahan bisa segera dipasang sehingga bisa normal kembali," tegas Suharyatno.

"Untuk Kabupaten Luwu sendiri yang sudah disalurkan ada uang operasional ada Rp500 juta. Kemudian barang barang paling tidak ada 25 item mulai, makanan siap saji sembako, matras, selimut, genset, dan lahan. Nanti yang membangun adalah pemerintah pusat," sambungnya.

Lahan tersebut, rencananya untuk relokasi. Hanya saja untuk pembangunannya tergantung Kementerian PUPR apakah dibangun secara serentak. Suharyatno menambahkan, di Sulsel menjadi provinsi dengan rangking satu tertinggi di luar Jawa untuk bencana banjir dan longsor. Tapi untuk Indonesia berada di bawah Jabar, Jatim dan Jateng. Saat ini, untuk bencana longsor dan banjir di Sulsel terdata tujuh kabupaten yaitu Luwu, Sidrap, Luwu Utara, Wajo, Enrekang, Sinjai dan Pinrang.

"Akibat bencana tersebut, 13 orang dinyatakan meninggal dunia. Meski demikian daerah lain, kecuali Luwu hampir semua sudah terkendali," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)