Tokoh sayap kanan Chile, Jose Antonio Kast, menang dalam putaran kedua pemilihan umum Chile, Minggu, 14 Desember 2025. (EFE)
Willy Haryono • 15 December 2025 16:14
Santiago: Kandidat Partai Republik sayap kanan, Jose Antonio Kast, meraih kemenangan telak dalam pemilihan presiden putaran kedua Chile pada Minggu, 14 Desember 2025, mengalahkan pesaingnya dari kubu kiri, Jeannette Jara.
Kast memperoleh 58,17 persen suara, sementara Jara, anggota Partai Komunis dan mantan Menteri Tenaga Kerja, mengantongi 41,83 persen suara.
Jara mengakui kekalahan tak lama setelah hasil awal diumumkan. “Demokrasi telah berbicara dengan jelas,” ujarnya, dikutip dari Anadolu Agency, Senin, 15 Desember 2025.
“Saya baru saja berbicara dengan Presiden terpilih Jose Antonio Kast untuk mengucapkan selamat dan berharap yang terbaik demi kebaikan Chile,” tulis Jara di platform media sosial X.
“Kepada semua yang mendukung dan terinspirasi oleh pencalonan kami, yakinlah bahwa kami akan terus bekerja membangun kehidupan yang lebih baik bagi negara ini. Bersama dan tetap kuat, seperti yang selalu kami lakukan.”
Hasil ini menandai kebangkitan signifikan bagi Kast, yang sebelumnya menempati posisi kedua pada putaran pertama pemilu 16 November. Meski Jara unggul di putaran pertama dengan 27 persen suara dibandingkan Kast yang meraih 24 persen, Kast berhasil mengonsolidasikan dukungan dari seluruh kandidat sayap kanan lainnya, yang secara total jauh melampaui perolehan suara kubu kiri.
Kampanye Jara juga terbebani oleh rendahnya tingkat persetujuan publik terhadap pemerintahan Presiden Gabriel Boric, yang berasal dari koalisi politik yang sama dengannya.
Kast dikenal sebagai pengacara ultrakonservatif dan mantan anggota parlemen yang mengusung platform keras dengan janji “tangan besi” untuk memulihkan ketertiban umum. Ia merupakan penganut Katolik taat, menentang aborsi dan pernikahan sesama jenis, serta secara terbuka mengagumi mantan diktator Chile, Augusto Pinochet.
Isu keamanan menjadi faktor penentu utama dalam pemilu kali ini. Jajak pendapat menunjukkan bahwa keamanan publik telah melampaui ekonomi, layanan kesehatan, dan pendidikan sebagai isu paling penting bagi pemilih.