Pemerintah Dorong Hilirisasi Sagu

Ilustrasi. Foto: Amiruddin

Pemerintah Dorong Hilirisasi Sagu

Annisa ayu artanti • 20 August 2023 14:57

Jakarta: Pemerintah mendorong hilirisasi tanaman sagu. Sebab, pengelolaan sumber daya alam hingga hilir akan menciptakan nilai tambah. 
 
“Selama ini, hilirisasi telah memiliki dampak ekonomi yang sangat besar karena banyak rantai pasok yang terlibat. Hal ini sesuai yang disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo, Indonesia harus menjadi negara yang juga mampu mengolah sumber dayanya, karena dapat memberikan nilai tambah dan menyejahterakan rakyat,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita dalam keterangan tertulis, Minggu, 20 Agustus 2023.
 
Salah satu komoditas unggulan dalam negeri yang sedang dipacu nilai tambahnya, yakni tanaman sagu yang berlokasi di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Dalam proses mendorong hilirisasi ini, Kemenperin bersama dengan pemerintah daerah memaksimalkan potensi asli daerah tersebut melalui pengembangan Sentra IKM Sagu dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK).
 
“Sentra IKM Sagu Kepulauan Meranti telah empat kali mendapatkan alokasi DAK bagi pengembangan Sentra IKM Sagu sejak 2016 hingga 2021 dengan total alokasi dana sebesar Rp41,9 miliar,” ungkap dia. 
 
Reni mengemukakan, penggunaan anggaran DAK di Sentra IKM Sagu Kepulauan Meranti meliputi pembangunan gedung promosi sentra, gedung produksi, mesin produksi tepung sagu, hingga pembuatan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan instalasi pengolahan air gambut (IPAG). 
 
Baca juga: Pesan untuk Presiden Selanjutnya, Jokowi: Harus Berani Lanjutkan Hilirisasi Industri

“Kami melihat produksi tepung sagu kering dapat memberikan nilai tambah yang sangat besar bagi ekosistem pelaku IKM pangan seperti produsen mie sagu, kue kering, kerupuk, hingga berbagai jenis produk turunan pangan lainnya,” tutur dia.  

Jual sagu basah ke luar negeri

Reni juga menyatakan sebelum berdirinya sentra tersebut, banyak petani maupun pemilik kilang sagu (pengolah batang sagu menjadi tepung sagu basah) yang menjual sagu basah ke luar negeri karena lokasi Kepulauan Meranti yang berdekatan dengan negara Malaysia. Padahal, sagu basah itu masih memiliki harga jual yang rendah.
 
“Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya agar sagu basah yang belum diolah itu tidak dijual ke negara tetangga, namun dapat diolah menjadi sagu kering yang memiliki lebih banyak nilai tambah,” ucap dia. 
 
Provinsi Riau merupakan penghasil sagu terbesar di Indonesia dengan total luas perkebunan sagu mencapai 61.689 hektar. Kabupaten Kepulauan Meranti memproduksi sebesar 90 persen dari total hasil produksi sagu di Provinsi Riau atau setara 70 persen produksi sagu secara nasional. 
 
“Potensi inilah yang harus dimaksimalkan mengingat adanya kebutuhan pangan yang dapat dipenuhi dan posisi Kabupaten Kepulauan Meranti yang berada di salah satu bagian terluar negara ini,” ujar dia. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)