Tingkatkan Produksi Nasional, Mentan Dorong Daerah Serap KUR Alsintan

Ilustrasi. Foto: MI/Amiruddin.

Tingkatkan Produksi Nasional, Mentan Dorong Daerah Serap KUR Alsintan

Media Indonesia • 13 July 2023 16:41

Jakarta: Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong para kepala daerah segera menggulirkan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) dalam menghadapi perubahan iklim el nino yang berlangsung hingga Agustus mendatang. Penggunaan alsintan dapat menjaga dan meningkatkan produktivitas nasional.

"Salah satunya dengan menggunakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai paket utama biaya modal bersama. Kita punya program KUR kepada gubernur Rp100 miliar dan bupati/wali kota Rp50 miliar untuk brigade alsintan," ujar Syahrul saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan) Nasional 2023, Kamis, 13 Juli 2023.

"Taksi alsintan ini paketnya Rp2 miliar, didalamnya ada traktor, kultivator, dan lain-lain. Semua daerah boleh pilihan yang mana buat alsintan yang cocok di lahan masing-masing," tambahnya.

Musrenbangtan sendiri merupakan upaya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja sektor pertanian dalam memperkuat ketahanan sekaligus melakukan antisipasi dampak terjadinya perubahan iklim ekstrim dan krisis pangan melalui penyesuaian dan penajaman program/kegiatan yang akan dilakukan bersama-sama oleh pemerintah daerah.

Perkuat lumbung pangan

Langkah selanjutnya, Syahrul mengatakan Kementan mendorong semua daerah segera melakukan penanaman 1.000 hektare. Hal ini penting dilakukan untuk memperbanyak lumbung pangan nasional dalam memenuhi kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan.

"Kalau begitu penanaman di setiap daerah seluas 1.000 hektare harus jadi konsentrasi. Kalian garap dan jelaskan kondisinya. 1.000 hektare itu harus kita sepakati untuk hadapi el nino. Jadikan daerahmu masing-masing sebagai lumbung pangan. Pakai dana KUR untuk alsintan dan biaya lain," katanya.

Menurut Mentan, penanaman 1.000 hektare akan menghasilkan tiga juta ton apabila dihitung dengan rata-rata produktivitas enam ton per hektare. Dengan hasil sebesar itu, maka diperkirakan konversi gabah ke beras akan menghasilkan 1,5 juta ton.

"Yang sudah kita hitung saat el nino adalah puso mencapai 61 ribu hektare Sedangkan luas panen 7,7 juta hektare dari target 10,5 juta hektare. Dengan angka sebesar itu maka angka surplus selama tanam Januari Agustus mencapai 2,8 juta ton," ujarnya.

Sektor pertanian harus kuat hadapi el nino

Syahrul juga meminta semua daerah untuk ikut terlibat dalam menjalankan road map dan strategi Kementan dalam menghadapi el nino dan krisis global.

Apalagi, lanjutnya, penguatan sektor pertanian dalam menghadapi perubahan iklim merupakan tantangan dan tanggung jawab bersama.

"Karena itu sekali lagi konsentrasi kita mempersiapkan produksi pangan yang bisa kita gunakan untuk cadangan. Terutama dalam menghadapi el nino dan serangan krisis pangan," jelasnya.


(FICKY RAMADHAN)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)