Utang. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 26 June 2023 18:16
California: Tingkat gagal bayar perusahaan naik pada Mei, sebuah tanda perusahaan asal Amerika Serikat (AS) bergulat dengan suku bunga yang lebih tinggi. Sehingga membuatnya lebih mahal untuk membiayai kembali utang serta prospek ekonomi yang tidak pasti.
Menurut Moody's Investors Service, ada 41 default di AS dan satu di Kanada sepanjang tahun ini, paling banyak di wilayah manapun secara global dan lebih dari dua kali lipat periode yang sama pada 2022.
Awal pekan ini, Ketua Fed Jerome Powell memperkirakan akan ada lebih banyak kenaikan suku bunga tahun ini, meskipun pada tingkat yang lebih lambat, sampai lebih banyak kemajuan yang dibuat untuk menurunkan inflasi.
Para bankir dan analis mengatakan suku bunga yang tinggi adalah biang kerok terbesar bangkrutnya perusahaan. Perusahaan yang membutuhkan lebih banyak likuiditas atau yang sudah memiliki beban hutang yang besar dan membutuhkan pembiayaan kembali dihadapkan pada biaya hutang baru yang tinggi.
“Modal sekarang jauh lebih mahal,” kata Mitra Pendiri Perusahaan Penasehat M3 Partners Mohsin Meghji dikutip dari CNBC International, Senin, 26 Juni 2023.
“Lihatlah biaya utang. Anda cukup bisa mendapatkan pembiayaan utang sebesar empat persen sampai enam persen pada setiap titik rata-rata selama 15 tahun terakhir. Sekarang biaya utang telah naik menjadi sembilan persen hingga 13 persen.” jelas dia.
Hingga 22 Juni, ada 324 pengajuan kebangkrutan, tidak jauh dari total 374 pada 2022, menurut S&P Global Market Intelligence. Ada lebih dari 230 pengajuan kebangkrutan hingga April tahun ini, tingkat tertinggi untuk periode itu sejak 2010.
Envision Healthcare, penyedia layanan medis darurat, mengalami kegagalan terbesar di Mei. Itu memiliki utang lebih dari USD7 miliar ketika mengajukan kebangkrutan, menurut Moody's.
Kemudian ada perusahaan keamanan dan alarm rumah Monitronics International, lembaga keuangan regional Silicon Valley Bank, rantai ritel Bed Bath & Beyond dan pemilik jaringan olahraga regional Diamond Sports juga termasuk di antara pengajuan kebangkrutan terbesar sepanjang tahun ini, menurut S&P Global Market Intelligence.
Moody's memperkirakan tingkat gagal bayar global naik menjadi 4,6 persen pada akhir tahun, lebih tinggi dari rata-rata jangka panjang sebesar 4,1 persen. Tingkat itu diproyeksikan akan naik menjadi lima persen pada April 2024 sebelum suku bunga mulai mereda.