Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Sudjiwo. Foto: Medcom.id
Jakarta: Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X, atau Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Sudjiwo, merefleksikan perjalanan takdirnya memimpin Keraton Mangkunegaran di usia yang masih sangat muda. Gusti Bhre, sapaan akrabnya, dengan rendah hati menyebut dirinya sebagai pemimpin insidental.
"Saya hanya anak umur 24 tahun di saat itu, sekarang saya umur 28 dan saya menjadi pemimpin itu secara insidentil. Sebetulnya bukan karena achievement, bukan karena apapun," ujar Gusti Bhre dalam acara Jong Indonesia Festival yang digelar Metro TV di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kamis, 30 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, penobatannya sebagai Mangkunegara X lebih disebabkan oleh garis keturunan, di mana baik ayah Mangkunegara ke-IX maupun ibunya yang Gusti Putri Mangkunegara ke-IX. Ia pun menyebut dirinya "pemimpin instan yang karbitan" karena naik tahta tanpa pengalaman dan latar belakang pengetahuan yang langsung relevan.
"Lulusan hukum, pengacara di Jakarta. Jadi sesuatu yang tidak relate lah sebenarnya," tuturnya dengan jujur.
Dari Privilege ke Responsibility
Di balik kesan "karbitan", Gusti Bhre justru melihat posisinya saat ini sebagai sebuah amanah dan kesempatan emas untuk menciptakan dampak. "Menjadi pemimpin itu bukan achievement, menurut saya. Jadi pemimpin itu suatu amanah, suatu tanggung jawab, dan itu suatu perubahan mindset dan cara hidup yang berbeda," tegas Gusti Bhre.
Ia menggambarkan bagaimana hidupnya berubah total setelah jumeneng (bertahta). Jika dahulu keputusannya hanya untuk diri dan keluarga inti, kini setiap tindakannya harus demi kepentingan institusi Mangkunegaran, masyarakat, dan budaya.
"Dengan privilege juga pasti datang responsibility. Tapi responsibility itu menurut saya adalah opportunity untuk bisa membuat impact yang lebih besar untuk orang yang lebih banyak," paparnya.
Gusti Bhre Bicara Soal Jodoh
Pada sesi tanya jawab, suasana menjadi cair ketika moderator menanyakan kesulitannya mencari jodoh sebagai seorang raja muda.
"Cari jodoh ya gak susah, mas. Karena ya ini kan udah zaman udah 2025. Jadi ya kebebasan memilih itu udah ada, tinggal ada yang memilih saya atau enggak," jawab gusti disambut tawa audiens. "Tapi ya untungnya sudah ada," sambung dia.
Ketika ditanya apakah calon pasangannya harus dari kalangan bangsawan, ia menjawab sederhana, "Oh enggak, kita semua sama saja." Moderator pun menanggapi dengan candaan, "Ada yang mau daftar?" Spontan Gusti BHRE berkelakar, "Ya ampun, banyak banget yang mau daftar."
Naik Taksi Tanpa Pengawalan
Hal lain yang mengejutkan adalah pengakuannya yang datang ke venue acara dengan naik taksi, tanpa pengawalan sama sekali. "Iya mas, naik taksi. Enggak ada pengawalan, enggak lah," ujar Gusti santai. "Kita, ya mumpung masih muda mas, kita masih menikmati masa muda."
Gaya hidupnya yang bersahaja dan pemikiran modernnya ini mematahkan stereotip tentang kehidupan seorang pangeran. Di pundaknya yang masih muda, Gusti Sudjiwo justru memikul amanah budaya dengan cara yang relevan bagi generasinya, sambil tetap menikmati masa mudanya.
Jong Indonesia Festival. Foto: Medcom.id.
Jong Indonesia Festival
Jong Indonesia Festival 2025 merupakan acara besar yang diinisiasi Metro TV dalam rangka memeringati
Hari Sumpah Pemuda. Acara ini berlangsung di Gedung Pusat Perfilman H Umar Ismail pada 30 Oktober 2025. Seluruh kegiatan dapat disaksikan langsung via YouTube Metro TV.
Kegiatan ini menghadirkan pemuda-pemudi dengan beragam latar belakang, salah satunya Muhammad Sadad. Hadir juga Andanu Prasetyo, dan Merry Riana sebagai tokoh muda yang berhasil merintis dan membangun karier dan bisnis di berbagai bidang.
Selanjutnya, Robinson Sinurat, Carina Joe, Arvy Egadipoera dengan latar tokoh muda di bidang pengetahuan yang turut serta membangun bangsa. Peter Shearer, Inayah Wulandari Wahid, dan GPH Bhre Sudjiwo sebagai tokoh pemuda pewaris keluarga sukses akan hadir sebagai narasumber.
Ada juga Emil Dardak, Maman Abdurrahman, dan Mochamad Nur Arifin, tokoh muda yang membangun karier politik dan kini dipercaya menjadi pemimpin Indonesia. Kegiatan ini juga disemarakkan penampilan musik dari Dere dan stand-up comedy dari Gianluigi Christoikov.