Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Metrotvnews.com/Kautsar Widya
Jakarta: Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan stok cadangan beras pemerintah (CBP) resmi menembus empat juta ton. Lonjakan stok ini menjadi bukti nyata ketahanan pangan nasional yang kuat, sekaligus menegaskan kesiapan Indonesia untuk memainkan peran lebih besar dalam sistem pangan global, meskipun menghadapi tekanan seperti perubahan iklim, krisis geopolitik, dan gangguan rantai pasok internasional.
Amran menyatakan, ketika banyak negara mengalami tekanan pangan, Indonesia justru mencatatkan peningkatan produksi dan stok secara signifikan.
"Kita tidak lagi hanya bicara swasembada, tapi sudah bicara kedaulatan. Dengan angka serapan seperti ini, Indonesia secara tidak langsung siap mengambil peran lebih besar dalam sistem pangan dunia," ucap Amran jemawa, dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 1 Juni 2025.
Ekspor beras ke Malaysia 24 ribu ton
Potensi ekspor beras terbuka lebar mengingat capaian saat ini. Pemerintah turut mempertimbangkan negara-negara yang meminta pasokan
beras ke Indonesia. Potensi terbesar datang dari negara tetangga Malaysia dengan catatan mempertimbangkan sudah terpenuhinya pasokan dalam negeri.
"Kami terima laporan B2B (
business to business) bertanda tangan meminta 24 ribu ton, ke Malaysia. Mereka sudah tanda tangan, tapi nanti kita lihat ke depan," ungkap Amran.
Capaian ini, sambung Amran, tidak terlepas dari sejumlah kebijakan strategis yang digagas Presiden Prabowo Subianto yang meliputi peningkatan kuota pupuk bersubsidi hingga dua kali lipat, reformasi sistem distribusi pupuk agar lebih tepat sasaran.
Selain itu, beber dia, penetapan harga gabah petani sebesar Rp6.500 per kilogram yang memberikan kepastian dan insentif bagi petani untuk terus meningkatkan produksi, juga sukses mendongkrak serapan beras.
(Ilustrasi. Foto: dok Kementan)
Serapan beras capai 2,429 juta ton
Adapun hingga 31 Mei 2025 pukul 12.14 WIB, serapan setara beras oleh Bulog mencapai 2,429 juta ton, pencapaian tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Angka ini melonjak lebih dari 400 persen dibandingkan dengan periode yang sama dalam lima tahun terakhir.
"Dulu, angka seperti ini baru tercapai dalam waktu satu tahun. Sekarang, kita sudah mencapainya hanya dalam lima bulan. Ini bukan sekadar progres, tapi lompatan besar," klaim Amran.
Lebih lanjut, Mentan menegaskan lonjakan serapan ini sepenuhnya berasal dari produksi dalam negeri, tanpa ada tambahan beras medium impor sejak awal 2025.
"Keberhasilan ini sepenuhnya berasal dari panen petani kita sendiri, tanpa campur tangan impor sama sekali. Masyarakat harus menyadari bahwa pencapaian ini merupakan buah kerja keras petani dan dukungan kebijakan pemerintah yang pro-rakyat," tegas dia.
Dalam beberapa waktu terakhir, menteri-menteri yang membidangi pertanian dari berbagai negara berkunjung langsung ke Indonesia, mulai dari Malaysia, Jepang, hingga Chile. Negara-negara tersebut mengapresiasi capaian serta langkah strategis yang dilakukan Indonesia dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
"Kita juga ingin belajar dari Indonesia bagaimana mereka bisa berjaya dalam memproduksi beras sehingga saat ini beras Indonesia berlimpah," imbuh Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Datuk Seri Mohammad Bin Sabu saat berkunjung ke Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan) akhir April lalu.