Uni Eropa berencana untuk menerapkan sanksi terhadap Israel. Foto: Tradewinds
Muhammad Reyhansyah • 18 September 2025 11:00
Brussels: Uni Eropa (UE) pada Rabu, 17 September 2025 mengumumkan rencana untuk menurunkan tingkat hubungan dagang dengan Israel serta menjatuhkan sanksi kepada pejabat tinggi Tel Aviv atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Gaza. Langkah ini menandai pergeseran besar dalam pendekatan blok tersebut terhadap Israel.
Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Kaja Kallas menegaskan bahwa seluruh negara anggota sepakat situasi di Gaza sudah “tidak dapat dipertahankan,” seraya memperingatkan perkembangan berbahaya di Tepi Barat yang dapat mengancam prospek solusi dua negara.
“Tujuan dari langkah baru ini bukan untuk menghukum Israel. Tujuannya adalah memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza,” ujar Kallas, seperti dikutip Anadolu, Kamis, 17 September 2025.
Ia juga mengkritik serangan militer Israel ke Kota Gaza yang dinilai hanya akan memperburuk krisis kemanusiaan. “Perang harus diakhiri. Penderitaan harus berhenti, dan semua sandera harus dibebaskan,” kata Kallas.
Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi UE Maros Sefcovic menjelaskan bahwa proposal tersebut menargetkan ketentuan utama Perjanjian Euro-Mediterania, termasuk pergerakan barang, jasa, pengadaan publik, persaingan, dan hak kekayaan intelektual.
“Secara praktik, ini berarti impor dari Israel ke UE akan kehilangan akses preferensial dan akan dikenakan tarif sebagaimana berlaku bagi negara ketiga lain yang tidak memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan UE,” kata Sefcovic dalam konferensi pers di Brussels.
Ia menambahkan, UE masih menjadi mitra dagang terbesar Israel dengan total perdagangan barang pada 2024 mencapai €42,6 miliar, hampir sepertiga dari total perdagangan Israel. Menurutnya, langkah penangguhan sebagian ini merupakan “respons yang dipertimbangkan secara matang terhadap situasi yang semakin mendesak.”