Ilustrasi. Freepik.
Despian Nurhidayat • 22 September 2025 11:28
Jakarta: Studi terbaru yang diterbitkan dalam PLOS Medicine menemukan dampak gula darah rendah sebelum hamil degan risiko komplikasi persalinan. Studi skala besar dari Tiongkok ini menemukan bahwa perempuan dengan kadar gula darah rendah sebelum kehamilan mungkin menghadapi risiko komplikasi kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa gula darah tinggi sebelum atau selama kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi. Sementara itu, kadar gula darah rendah juga dikaitkan dengan hasil yang merugikan. Namun, belum jelas apakah gula darah rendah sebelum kehamilan bisa menimbulkan risiko bagi perempuan tanpa riwayat diabetes sebelumnya.
Peneliti di Chinese University of Hong Kong, Hanbin Wu, bekerja sama dengan National Research Institute for Family Planning di Beijing, melakukan studi retrospektif berskala besar menggunakan data dari layanan kesehatan gratis bagi perempuan yang berencana untuk hamil, yakni National Free Preconception Checkup Project.
Para peneliti menganalisis data 4.866.919 perempuan Tiongkok berusia antara 20 hingga 49 tahun yang telah terdaftar dalam proyek pemeriksaan antara tahun 2013 dan 2016. Dari jumlah tersebut, hampir 240.000 ditemukan mengalami hipoglikemia sebelum konsepsi.
Studi ini menemukan bahwa perempuan dengan kadar
gula darah rendah sebelum kehamilan memiliki risiko lebih tinggi terhadap hasil kehamilan yang merugikan, termasuk kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan cacat lahir.
"Selain memperhatikan perempuan dengan hiperglikemia sebelum hamil, temuan kami menyerukan untuk memperhatikan perempuan dengan hipoglikemia dalam skrining glikemik prakonsepsi," tulis laporannya dilansir Asian Scientist.
Dalam studi ini, para peneliti juga menemukan bahwa perempuan dengan hipoglikemia cenderung berusia lebih muda dan memiliki indeks massa tubuh (IMT) dalam kategori 'kurang berat badan'. Data tersebut dibandingkan dengan mereka yang memiliki kadar gula darah normal.
Ilustrasi. Pexels.com
Namun, risiko yang terkait dengan hipoglikemia pra-kehamilan bervariasi untuk perempuan dengan IMT yang berbeda. Perempuan dengan berat badan 'kurang' lebih mungkin mengalami keguguran. Sementara itu, perempuan dengan berat badan berlebih dan hipoglikemia lebih kecil kemungkinannya melahirkan bayi yang lebih besar dari rata-rata untuk usia kehamilan mereka.
Berdasarkan temuan tersebut, para peneliti menyarankan bahwa skrining hipoglikemia pada tahap pra konsepsi atau sebelum hamil diperlukan. Pemeriksaan ini dapat membantu mengurangi risiko dan meningkatkan hasil kehamilan yang baik.
"Temuan ini juga menyoroti perlunya skrining komprehensif dan intervensi terkoordinasi untuk kadar glukosa plasma puasa abnormal sebelum dan selama kehamilan, yang krusial untuk intervensi dan mengurangi risiko hasil kehamilan yang merugikan," ujar para penulis.
Namun, para peneliti juga mengingatkan bahwa studi lebih lanjut diperlukan karena analisis mereka terbatas. Studi mendatang pada berbagai populasi dibutuhkan karena dapat membantu menentukan apakah temuan ini konsisten di seluruh dunia.