Presiden ke 7 RI Joko Widodo. Metrotvnews.com/Triawati Prihatsari
Jakarta: Kaesang Pangarep yang terpilih menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) periode 2025-2030, menjanjikan PSI akan menjadi partai yang besar dan diperhitungkan di Pemilu 2029. Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) bahkan menegaskan akan bekerja keras untuk PSI.
Peneliti Senior dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli, menyebut figur Jokowi yang memiliki pengalaman panjang dalam perpolitikan, akan mampu meningkatkan suara PSI di Jawa Tengah. Namun, hal itu tergantung pada strategi mesin politik dan dukungan kepala daerah setempat.
“Solo dan Jawa Tengah akan dijadikan basis massa PSI. Peluang itu bisa menguat manakala beberapa kepala daerah yang didukung oleh Jokowi nanti menjadi bagian dari mesin politik partai,” jelas Lili kepada Media Indonesia, Minggu, 20 Juli 2025.
Menurut Lili, terpilihnya Kaesang dan keterlibatan penuh Jokowi dalam PSI menjadi sinyal wilayah Jawa Tengah yang selama ini kuat sebagai basis PDIP atau ‘kandang banteng’ akan dijadikan pondasi baru bagi PSI untuk menumbuhkan kekuatan baru pada Pemilu 2029.
“Tentu ini akan menjadi ancaman partai lain, terutama PDIP. Seperti diketahui Jawa Tengah merupakan basis massa PDIP, bahkan Jawa Tengah dijuluki sebagai Kandang Banteng,” kata dia.
Lili menilai mesin politik PDIP tak akan tinggal diam melihat pergerakan awal PSI. Terlebih, figur Jokowi di Jawa Tengah masih sangat kuat dan berpengaruh pada pencalonan beberapa kepala daerah.
“Tentu PDIP tidak akan tinggal diam membiarkan basis massa tergerus dan direbut oleh PSI. Kemungkinan akan ada perlawanan dari PDIP dengan melakukan konsolidasi dan kerja-kerja politik,” ujar dia.
Lili melihat PSI yang telah dua kali pemilu gagal masuk Senayan, juga membutuhkan sosok Jokowi sebagai figur sentral partai. Jokowi dinilai mampu mendongkrak suara PSI.
“Sebagai mantan presiden dengan popularitas dan tingkat kesukaan yang masih tinggi di beberapa kalangan, tentu menjadi modal untuk meningkatkan elektabilitas PSI ke depan,” ujar dia.
Lili mengatakan mayoritas masyarakat Indonesia masih melihat dan bertumpu pada sosok kuat dalam partai politik ketika memberikan suaranya dalam pemilu.
“Figur memegang posisi sentral, oleh karena itu naik atau turunnya suara partai tergantung pada figur, layak jual atau tidak. Memiliki pengikut banyak atau tidak,” ujar dia.
Di luar itu, lanjut Lili, masih ada basis calon pemilih yang semakin memperhitungkan popularitas. Dia melihat corak pemilih usia tua di Jawa Tengah masih bertumpu pada ideologi parpol.
“Untuk Jawa Tengah kecenderungan faktor ideologis partai politik masih kuat, terutama di kalangan orang-orang tua. Mereka barisan depan Soekarnoisme,” ujar dia.
Pasca penggantian logo PSI yang mengadopsi Gajah dan terbukanya dukungan Jokowi secara penuh kepada PSI, Lili melihat Pemilu 2029 akan menjadi pertarungan yang sengit antara Banteng versus Gajah.
“Akan terjadi pertarungan yang sengit antara ‘Banteng’ yang ideologis dan ‘Gajah’ yang mengandalkan figur Jokowi. Kita lihat nanti siapa yang memenangkan pertarungan tersebut pada Pemilu 2029,” ujar dia.