Kejurnas Paralayang 2025 di KEK Industropolis Batang. Foto: dok Istimewa.
Jakarta: PT Kawasan Industri Terpadu Batang sebagai pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang menegaskan pengembangan sektor pariwisata di dalam kawasan adalah bentuk keseriusan perusahaan dalam menciptakan kawasan masa depan yang seimbang dan manusiawi.
"KEK Industropolis Batang tidak hanya dibangun untuk bergerak, tetapi juga untuk hidup. Sunset di Bukit Sikuping, ketenangan alam, dan panorama laut menjadi daya tarik yang sangat kuat," kata Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang Ngurah Wirawan dikutip dari siaran pers, Senin, 14 Juli 2025.
"Penetapan status KEK Pariwisata adalah bentuk kepercayaan pemerintah kawasan ini punya daya saing, tidak hanya untuk investasi industri, tapi juga untuk menarik wisatawan," jelas Wirawan menambahkan.
Menurut dia, KEK Industropolis Batang hari ini tidak hanya dilihat sebagai destinasi investasi yang menjanjikan, tetapi juga sebagai ruang hidup yang bisa dinikmati oleh masyarakat. Kawasan ini berdiri di bentang alam yang menawan dengan dikelilingi perbukitan di sisi selatan yang hijau dan meneduhkan, serta terbuka langsung ke suasana bahari di pesisir utara Pulau Jawa.
"Kombinasi ini menciptakan lanskap yang jarang dimiliki kawasan industri, dan justru menjadi kekuatan tersendiri yang memperkaya karakter kawasan," paparnya.
(Gedung Grand Batang City. Foto: Istimewa)
Jadi tuan rumah Kejurnas Paralayang 2025
KEK Industropolis Batang pun menjadi Kejuaraan Nasional Paralayang 2025 yang digelar pada 10-13 Juli 2025. Kejurnas ini diselenggarakan di Bukit Sikuping.
"Tak hanya menjadi ajang olahraga bergengsi, kejuaraan ini juga menjadi refleksi atas wajah baru KEK Industropolis Batang, kawasan dengan status nasional strategis yang kini menyandang tiga fungsi utama, industri dan pengolahan, logistik dan distribusi, serta pariwisata," papar Wirawan.
Event Kejurnas Paralayang kali ini diikuti 91 atlet dari tujuh provinsi, antara lain Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, DKI Jakarta, Bengkulu, dan Bali. Selain menjadi ajang kompetisi nasional, kegiatan ini juga memperkenalkan KEK Industropolis Batang sebagai salah satu lokasi sport tourism terbaik di kawasan Pantura.
Bupati Batang M. Faiz Kurniawan menyampaikan penguatan sektor pariwisata di kawasan industri seperti ini adalah langkah strategis yang visioner.
"Kami melihat KEK Industropolis Batang sebagai kawasan yang tumbuh dengan jiwa. Masyarakat bisa bekerja, tapi juga bisa menikmati sore yang tenang dengan pemandangan luar biasa. Ini adalah bentuk pembangunan yang menyentuh banyak sisi kehidupan, dan kami sangat mengapresiasi langkah pemerintah menetapkan status
KEK Pariwisata di sini," ungkapnya.
Ketua Panitia Kejuaraan Paralayang Kabupaten Batang Nunung Setiawan menambahkan, tingginya minat peserta juga didorong oleh daya tarik kawasan yang makin dikenal.
"Peserta datang bukan hanya untuk bertanding, tapi juga untuk menikmati atmosfer dan keindahan Batang. Ini bukan hanya kejuaraan, tapi juga pengalaman," ujar dia.
Dengan hadirnya status KEK Pariwisata, KEK Industropolis Batang menegaskan diri sebagai kawasan ekonomi masa depan yang mengedepankan harmoni yakni industri yang tumbuh, logistik yang efisien, dan ruang publik yang tetap memberi ruang untuk manusia menikmati keindahan alamnya.
"Keputusan pemerintah menetapkan tiga status sekaligus adalah bentuk kepercayaan yang hari ini dibayar dengan kerja nyata," ujar Wirawan menambahkan.