Jajaran direksi FITT dalam RUPS. Foto: dok Metrotvnews.com.
Ade Hapsari Lestarini • 16 June 2025 14:08
Majalengka: Emiten pengembang perhotelan, PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) telah menyusun strategi efisiensi operasional dan diversifikasi bisnis. Perseroan meyakini akan mengalami pertumbuhan usaha yang lebih baik dari waktu ke waktu.
FITT menargetkan pendapatan 2025 tumbuh 13,19 persen menjadi Rp15,1 miliar, dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar Rp13,34 miliar. Upaya mendorong okupansi hotel serta optimalisasi penyewaan convention hall menjadi fokus utama.
Tercatat sepanjang 2024, pendapatan usaha FITT paling besar berasal dari okupansi hotel dan penyewaan convention hall sebesar Rp5,16 miliar. Lalu pendapatan dari banquet, breakfast, food and beverage, laundry, dan lainnya sebesar Rp8,17 miliar.
"Seiring dengan peningkatan pendapatan, laba kotor juga turut meningkat 0,71 persen menjadi Rp4,21 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp4,18 miliar," jelas Direktur Utama Hotel Fitra International Joni Rizal, dalam paparan publik secara daring, Senin, 16 Juni 2025.
Perseroan, kata dia, menargetkan titik balik kinerja tahun ini dengan membidik laba bersih, setelah mencatatkan rugi dalam dua tahun terakhir. Optimisme ini juga disampaikan manajemen usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 dan RUPS Luar Biasa di Convention Hall Fitra Hotel, Majalengka, Senin, 16 Juni 2025.
Joni Rizal mengungkapkan, kerugian bersih pada 2024 naik tipis sebesar 5,85 persen menjadi Rp7,78 miliar, dibandingkan Rp7,35 miliar pada 2023. Hal ini disebabkan tingginya beban pokok yang harus ditanggung Perseroan, termasuk adanya beban bunga pinjaman bank dan beban bunga pinjaman lain yang digunakan sebagai modal kerja. Namun tahun ini, Perseroan menargetkan pembalikan arah kinerja.
Kinerja aset
Direktur Keuangan Hotel Fitra International Sukino memaparkan, dari sisi kinerja aset menunjukkan pertumbuhan signifikan. Aset Perseroan melonjak 77,04 persen mencapai Rp102,33 miliar dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp57,8 miliar.
Ekuitas FITT melonjak tajam 175,41 persen atau terjadi peningkatan Rp49,38 miliar menjadi Rp77,53 miliar dibandingkan pada 2023 sebesar 28,15 miliar. Posisi liabilitas FITT menyusut 16,39 persen menjadi Rp24,79 miliar dari periode 2023 sebesar Rp29,65 miliar. Dari sisi struktur keuangan, rasio keuangan FITT membaik drastis. Rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) membaik menjadi 0,32 kali dari tahun sebelumnya minus 1,05 kali.
Rasio utang terhadap aset atau
debt to asset ratio turun menjadi 0,24 kali dari tahun lalu yang minus 0,51 kali. Current ratio melonjak menjadi 2,97 kali dari 0,34 kali pada 2023, mencerminkan likuiditas yang jauh lebih sehat.
Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Perseroan juga meresmikan proyek andalannya yakni Kertajati Umrah Park, yang digarap oleh anak usaha PT Fitra Amanah Wisata. Proyek ini dibangun di atas lahan empat hektare (ha) di Majalengka dan didanai dari hasil Penawaran Umum Terbatas I senilai Rp57,81 miliar.
"Kertajati Umrah Park ditargetkan menjadi kawasan terpadu wisata religi, hotel, dan pusat edukasi ibadah diharapkan rampung pada Juni 2027. Proyek ini juga melibatkan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka dengan masa pemanfaatan lahan selama 30 tahun. Kertajati Umrah Park akan menjadi destinasi religi unggulan yang mendukung konektivitas Bandara Kertajati dan potensi wisata Majalengka," ungkap Direktur Operasional merangkap Corporate Secretary FITT Tomi Tris.
Dengan efisiensi, inovasi, dan proyek baru yang strategis, FITT berharap 2025 ini menjadi titik balik kinerja keuangan dan ekspansi bisnis Perseroan.
Hasil RUPST dan RUPS Luar Biasa
RUPST menyetujui seluruh agenda, termasuk laporan tahunan tahun buku 2024, penetapan penggunaan laba/rugi, realisasi penggunaan dana, dan penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk laporan keuangan tahun buku 2024.
Sementara itu, RUPS Luar Biasa memberikan lampu hijau bagi Perseroan untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan dari bank, lembaga non-bank, maupun pemegang saham sebagai tambahan modal. Serta perubahan susunan pemegang saham.
Direktur Operasional sekaligus Corporate Secretary PT Hotel Fitra International Tbk - Tomi Tris mengatakan, untuk tahun buku 2024 Perseroan tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham. Hal ini dikarenakan kerugian yang masih dialami oleh Perseroan sepanjang 2024. "Kami menetapkan untuk tidak membagikan dividen karena Perseroan masih merugi," ujarnya.
Sementara itu, Perseroan berhasil mengantongi izin untuk melakukan pinjaman kepada pemegang saham pengendali sebesar Rp5 miliar. Dana itu akan digunakan untuk operasional Perseroan.
Adapun untuk susunan pemegang saham FITT antara lain PT Gloria Inti Nusantara sebanyak 300 juta saham, Hendra Sutanto sebanyak 200 juta saham dan masyarakat sebanyak 804,27 juta saham.