Kemenkes Tancap Gas Vaksin HPV untuk Cegah Kanker Serviks

Ilustrasi. Metrotvnews.com.

Kemenkes Tancap Gas Vaksin HPV untuk Cegah Kanker Serviks

M. Iqbal Al Machmudi • 19 June 2025 11:48

Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakselerasi program vaksinasi HPV nasional demi menekan angka kematian akibat kanker serviks. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan upaya ini sangat mendesak, mengingat kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian utama perempuan di Indonesia.

"Kanker serviks adalah kanker pembunuh kedua untuk perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Jadi mungkin setiap 25 menit ada satu orang perempuan Indonesia meninggal akibat kanker," kata Budi dalam keterangannya, Kamis, 19 Juni 2025.

Fakta tersebut mendorong Kemenkes untuk bergerak cepat menyelamatkan jutaan jiwa perempuan Indonesia.

"Saya mempelajari bahwa penyakit ini membunuh banyak sekali perempuan di Indonesia," ucapnya.

Pengalaman menangani vaksinasi covid-19 membuat Kemenkes mencari pendekatan paling efektif untuk kanker serviks. Ditemukan bahwa vaksinasi HPV merupakan solusi utama yang tersedia saat ini.

"Saya belajar tentang vaksin. Saya cari, apakah ada vaksinasi untuk ini (kanker serviks). Kami meluncurkan program vaksinasi nasional untuk HPV pada Agustus 2023," jelasnya.
 

Baca juga: Kemenkes Imbau Calon Jemaah yang Dapat Kuota Haji untuk Terapkan Hidup Sehat

Dalam waktu singkat, lebih dari 5 juta remaja perempuan Indonesia telah menerima vaksin HPV. GUna memastikan ketersediaan vaksin dalam jangka panjang, Kemenkes bekerja sama dengan Biofarma melalui mekanisme alih teknologi produksi dalam negeri.

"Biofarma menandatangani perjanjian transfer teknologi supaya kami bisa membuat vaksin dalam negeri," kata Budi.

Langkah ini dinilai sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor vaksin. Terutama, mengingat urgensi dan cakupan program vaksinasi HPV yang luas di Indonesia.

Selain vaksinasi, Budi menekankan pentingnya deteksi dini. Salah satu inovasi yang tengah dikembangkan adalah metode skrining mandiri, agar perempuan dapat melakukan pemeriksaan kanker serviks secara mudah dan praktis dari rumah.

"Kami akan beralih kepada uji mandiri untuk perempuan Indonesia. Anda tidak harus pergi ke rumah sakit," ujarnya.

Metode ini diharapkan bisa memperluas akses dan meningkatkan cakupan skrining, terutama di wilayah yang sulit dijangkau layanan kesehatan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)