Israel Tolak Lebih dari 100 Permintaan Masuk Bantuan untuk Gaza Sejak Gencatan

Truk berisi bantuan kemanusiaan yang sulit masuk ke Gaza. Foto: Anadolu

Israel Tolak Lebih dari 100 Permintaan Masuk Bantuan untuk Gaza Sejak Gencatan

Muhammad Reyhansyah • 7 November 2025 09:30

Gaza: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis, 6 November 2025 menyatakan bahwa Israel telah menolak 107 permintaan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza sejak diberlakukannya gencatan senjata pada 10 Oktober. Penolakan itu membuat berbagai pasokan penting terhambat.

“Sejak gencatan senjata, otoritas Israel telah menolak 107 permintaan masuknya bahan bantuan, termasuk selimut, pakaian musim dingin, serta peralatan untuk mengoperasikan layanan air, sanitasi, dan kebersihan,” kata juru bicara PBB Farhan Haq dalam konferensi pers di New York yang dikutip Anadolu, Jumat, 7 November 2025. 

“Hampir 90 persen dari permintaan yang ditolak berasal dari lebih dari 330 organisasi lokal dan internasional, dan lebih dari separuhnya ditolak dengan alasan organisasi tersebut tidak berwenang membawa bantuan ke Gaza,” tambah Faq.

Haq menegaskan bahwa PBB dan mitra kemanusiaannya dapat berbuat lebih banyak jika hambatan-hambatan itu dicabut. Ia menambahkan bahwa sebagian bantuan yang ditolak dianggap oleh otoritas Israel tidak termasuk dalam kategori bantuan kemanusiaan, sementara barang lain diklasifikasikan sebagai “barang dengan penggunaan ganda”, mulai dari kendaraan, suku cadang, panel surya, jenis toilet portabel tertentu, hingga mesin X-ray dan generator listrik.

Mengutip data dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Haq mengatakan bahwa ledakan terhadap bangunan tempat tinggal masih terjadi setiap hari di berbagai wilayah yang masih ditempati militer Israel, terutama di Khan Younis bagian timur, Gaza timur, dan Rafah.

Ia juga melaporkan bahwa serangan di dekat “garis kuning” — area penarikan pasukan Israel yang ditetapkan dalam fase pertama kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas terus berlanjut dan menimbulkan korban.

“Aktivitas militer ini menempatkan warga sipil, termasuk para pekerja kemanusiaan, dalam bahaya,” ujar Haq, seraya mengingatkan kewajiban militer Israel untuk melindungi mereka selama operasi berlangsung.

Terkait perpindahan warga sipil di Gaza, PBB mencatat lebih dari 680 ribu pergerakan dari selatan ke utara sejak awal gencatan senjata, serta hampir 113 ribu pergerakan dari barat menuju Khan Younis bagian timur.

Namun, banyak warga yang memilih bertahan di lokasi pengungsian saat ini karena kehancuran luas, ketiadaan tempat tinggal alternatif, dan ketidakpastian mengenai keamanan maupun ketersediaan layanan dasar di wilayah asal mereka.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)