Ilustrasi pekerja di industri hasil tembakau (IHT). Foto: MI/Panca Syurkani
Eko Nordiansyah • 17 February 2025 15:40
Jakarta: Industri Hasil Tembakau (IHT) telah lama menjadi pilar penting perekonomian Indonesia. Tidak hanya berkontribusi besar terhadap penerimaan negara melalui cukai, IHT juga memberikan dampak positif dalam penyerapan tenaga kerja, termasuk mendukung target pertumbuhan ekonomi delapan persen.
Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti mengatakan, IHT telah lama menjadi salah satu tulang punggung penerimaan negara. Esther secara khusus menyebut bahwa IHT selama ini menjadi kontributor utama dalam penerimaan cukai secara nasional.
“Karena IHT jadi backbone penerimaan cukai, jadi menurut saya memang sudah jelas kontribusi IHT bagi pertumbuhan ekonomi,” kata dia kepada wartawan, Senin, 17 Februari 2025.
Menurut Esther, pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan yang tepat agar IHT dapat berperan optimal di tengah ketidakpastian dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Kenaikan tarif cukai yang terus-menerus, menurutnya, tidak akan menaikkan penerimaan negara, tetapi justru menurunkan penerimaan.
Esther berharap sektor padat karya seperti IHT bisa mendapatkan perlindungan dari pemerintah melalui kebijakan yang seimbang guna memastikan keberlanjutan serta kontribusinya bagi perekonomian. Ia menekankan, sektor ini setidaknya dapat menyerap tenaga kerja lebih maksimal.
“Kondisi penjualan sulit, kalau cukai naik, malah mereka melakukan efisiensi (layoff) tenaga kerja, malah ada pengangguran, malah mengurangi pertumbuhan ekonomi. Perekonomian kan lagi lesu. Paling tidak, IHT ini bisa menampung tenaga kerja lebih banyak,” ujar Esther.
Baca juga:
Peredaran Rokok Polos Capai 95,44%, Negara Boncos Rp97,81 Triliun |