Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif memperingatkan India agar tidak menghentikan aliran air . Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 13 August 2025 12:42
Karachi: Pada Selasa, 12 Agustus 2025, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif memperingatkan India agar tidak menghentikan aliran air ke negaranya. Menurut Sharif ini dianggap melanggar Perjanjian Perairan Indus (IWT).
"Hari ini saya ingin menyampaikan kepada musuh (India), bahwa jika kalian mengancam akan menahan air kami, ingatlah bahwa kalian tidak akan bisa merebut setetes pun dari Pakistan," ujar Sharif dalam sebuah acara yang diselenggarakan sehubungan dengan Hari Pemuda Internasional di Islamabad, seperti dikutip Anadolu, Rabu 13 Agustus 2025.
“Jika Anda mencoba melakukan hal tersebut, Pakistan akan memberi Anda pelajaran yang tidak akan pernah Anda lupakan,” tambah Sharif.
Tidak ada tanggapan langsung dari Pemerintah India setelah keputusan Pengadilan Arbitrase Tetap di Den Haag yang menyatakan bahwa India harus membiarkan air sungai barat terus mengalir dengan penggunaan tak terbatas kepada Pakistan. Pernyataan ini berdasarkan Pakta tahun 1960.
Pada April, New Delhi menangguhkan Perjanjian Perairan Indus (IWT), disusul dengan serangan di wilayah Pahalgam dan Kashmir yang dikelola oleh India. Kejadian ini menewaskan 26 orang dan menuding Islamabad agar bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Sementara itu, Pakistan membantah tudingan tersebut dan menganggap sebagai tindakan perang, apabila menangguhkan pembagian air. Pakistan menyebut, bahwa perjanjian tersebut tidak dapat ditangguhkan secara sepihak.
Pada bulan Mei, keduanya terlibat bentrokan bersenjata lintas perbatasan selamat empat hari, yang akhirnya di mediasi oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dua Negara Asia Selatan itu telah lama berselisih terkait proyek pembangkit listrik tenaga air di Sungai Indus dan anak sungainya.
Pakistan menyebut, bendungan pembangkit listrik tenaga air yang direncanakan India akan memotong aliran sungai yang mengairi 80% pertanian irigasinya.
(Kelvin Yurcel)