Upacara peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan yang digelar SMAN 8 Malang di Jalan Veteran, Kota Malang, Minggu, 17 Agustus 2025. Metrotvnews.com/ Daviq Umar Al Faruq
Daviq Umar Al Faruq • 17 August 2025 14:38
Malang: SMAN 8 Kota Malang, Jawa Timur, menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan cara berbeda. Tidak lagi di lapangan sekolah, upacara yang digelar Minggu, 17 Agustus 2025 itu dipusatkan di Jalan Veteran, Kota Malang, dan diikuti 950 siswa kelas X hingga XII serta 100 guru.
Kepala SMAN 8 Kota Malang, Nuraeni, menjelaskan pemindahan lokasi upacara dilakukan karena lapangan yang biasa digunakan sekolah telah resmi menjadi milik Universitas Negeri Malang (UM) sejak akhir Mei 2025.
“Kalau untuk upacara hari-hari biasa bisa kami kondisikan secara bergilir di lapangan indoor. Tetapi untuk HUT RI, kami ingin seluruh siswa dan guru dapat mengikuti upacara dengan khidmat. Jalan Veteran akhirnya menjadi pilihan karena hanya di sana Paskibra bisa bergerak secara leluasa,” kata Nuraeni di Malang.
Nuraeni menyebut pihak sekolah sudah mengajukan izin kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang dan kepolisian untuk menggunakan jalan umum sebagai lokasi upacara.
“Anak-anak Paskibra sudah berlatih dengan serius, mereka perlu wadah untuk mengekspresikan nasionalisme. Kita wajib memfasilitasi itu,” terang Nuraeni.
Menurut Nuraeni hilangnya akses lapangan sekolah turut berdampak pada kegiatan ekstrakurikuler. Beberapa aktivitas seperti taekwondo, futsal, hingga latihan paduan suara kini harus menyewa tempat di luar sekolah, sementara Paskibra sering berlatih di area parkir.
“SMAN 8 memiliki 29 ekstrakurikuler. Dengan berkurangnya fasilitas, anak-anak terpaksa berlatih secara mandiri di luar. Kami berharap ada solusi terbaik agar aktivitas pembelajaran dan pengembangan potensi siswa tidak terganggu,” jelas Nuraeni.
Pihak sekolah, kata Nuraeni, sudah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Timur. Persoalan ini bahkan telah dibahas hingga tingkat kementerian.
“Ada wacana tukar guling lahan dengan Pemkot Malang, namun keputusan masih dalam kajian pemerintah provinsi dan pusat,” jelas Nuraeni.
Meski menghadapi keterbatasan fasilitas, Nuraeni menegaskan kualitas pendidikan di SMAN 8 tetap terjaga.
“Saat ini ada lima siswa Paskibra kami yang bertugas di tingkat Kota Malang dan satu siswa di tingkat Provinsi Jawa Timur. Prestasi anak-anak tetap bagus. Jangan sampai berkurangnya fasilitas justru membatasi pengembangan diri mereka,” tegas Nuraeni.
Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata demi keberlangsungan pendidikan di SMAN 8 Kota Malang.
“Prinsip kami, lembaga pendidikan harus mampu mencetak generasi muda yang andal, nasionalis, dan cinta tanah air. Untuk itu, fasilitas memadai adalah kebutuhan yang tidak bisa diabaikan,” ujar Nuraeni.