Keputusan BI Rate hingga Neraca Dagang Bikin IHSG Raup Cuan Lebih dari 1,7%

Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi.

Keputusan BI Rate hingga Neraca Dagang Bikin IHSG Raup Cuan Lebih dari 1,7%

Husen Miftahudin • 15 January 2025 18:03

Jakarta: Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan hari ini mengalami kenaikan signifikan pascakeputusan Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan dan laporan neraca perdagangan Indonesia oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Berdasarkan pemantauan, IHSG pada awal pembukaan perdagangan langsung melesat. Tren positif tersebut terus bertahan hingga jeda istirahat siang.

Pascaistirahat siang, IHSG makin digdaya. Keperkasaan pasar modal Indonesia makin menjadi-jadi menjelang penutupan perdagangan hari ini.

Mengutip laman RTI, Rabu, 15 Januari 2025, IHSG ditutup di posisi 7.079,56 atau naik sebanyak 122,898 poin, setara 1,77 persen.

Saat bel pembukaan perdagangan, IHSG bertengger di posisi 6.956,66. Gerak indeks sempat menyentuh level tertinggi di posisi 7.084,56 dan level terendahnya di 6.977,77

Adapun volume perdagangan hari ini tercatat sebanyak 19,07 miliar lembar saham senilai Rp10,76 triliun. Sebanyak 330 saham menguat, 264 saham melemah, dan 211 saham stagnan.
 

Baca juga: BI Turunkan BI Rate 25 Bps Menjadi 5,75%


(Ilustrasi pergerakan saham. Foto: MI/Andri Widyanto)
 

Pemangkasan BI Rate hingga surplus neraca dagang


Dalam pertemuan hari ini, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 5,75 persen, suku bunga Deposit Facility menjadi 5,00 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,50 persen.

Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5 persen plus minus satu persen pada 2025, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ke depan, BI akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi, serta dinamika kondisi yang berkembang, dalam mencermati ruang penurunan suku bunga moneter lebih lanjut

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus USD2,24 miliar pada Desember 2024. Surplus tersebut sejalan dengan proyeksi ekspor pada Desember masih akan tumbuh sebesar 7,6 persen (yoy) sementara impor tumbuh lebih tinggi mencapai 10,4 persen.

Realisasi tersebut melanjutkan tren surplus neraca dagang Indonesia dalam 56 bulan terakhir. Tren surplus tersebut sudah bertahan sejak Mei 2020. Kendati demikian, realisasi tersebut turun USD2,1 miliar dibandingkan bulan lalu.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)