Ilustrasi. Foto: Dok MI
Insi Nantika Jelita • 16 April 2025 13:13
Jakarta: Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai penyelesain perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) menjadi penangkal strategis terhadap pelemahan ekspor akibat tarif impor baru Amerika Serikat (AS).
Ia menuturkan di tengah ketidakpastian global akibat kebijakan proteksionisme AS yang menimbulkan gangguan rantai pasok dan volatilitas perdagangan, IEU-CEPA menawarkan jalur alternatif untuk memperkuat keterhubungan ekonomi Indonesia dengan salah satu mitra dagang utama non-AS.
"Dalam jangka pendek, penyelesaian IEU-CEPA dapat berfungsi sebagai strategi mitigasi risiko terhadap pelemahan ekspor akibat tarif AS," ujar Josua kepada Media Indonesia, dikutip Rabu, 16 April 2025.
Secara substansial, IEU-CEPA berpotensi memberikan manfaat besar bagi Indonesia. Menurut kajian Centre for Strategic and International Studies (CSIS), perjanjian ini diperkirakan dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Eropa sebesar 57,76 persen dan meningkatkan produk domestik bruto (PDB) sebesar 0,19 persen. Hal ini diyakini memperkuat daya saing ekspor.
"Terutama setelah Indonesia kehilangan status preferensi tarif (GSP) dari Uni Eropa. Di sisi lain, liberalisasi sektor jasa dan investasi Eropa dapat memperkaya kualitas infrastruktur ekonomi domestik," jelas Josua.
Baca juga:
Trump Disebut Manfaatkan Negosiasi Tarif untuk Mengisolasi Tiongkok |