Pemimpin oposisi Kamerun, Issa Tchiroma Bakary. (stopblablacam)
Willy Haryono • 24 November 2025 17:01
Yaounde: Pemimpin oposisi Kamerun, Issa Tchiroma Bakary, melarikan diri ke Gambia demi keselamatannya setelah sengketa hasil pemilihan presiden yang kembali dimenangkan oleh petahana Paul Biya. Pemerintah Gambia mengonfirmasi bahwa Tchiroma diterima atas dasar kemanusiaan di tengah meningkatnya ketegangan politik pasca-pemilu yang berujung kekerasan.
Kantor Presiden Gambia, Adama Barrow, menyebut penampungan Tchiroma bertujuan membantu meredakan situasi dan mencegah eskalasi lebih lanjut. Gambia juga bekerja sama dengan mitra regional, termasuk Nigeria, untuk mendorong penyelesaian damai dan dialog diplomatik atas krisis politik tersebut.
Dewan Konstitusi Kamerun sebelumnya mengumumkan kemenangan Paul Biya pada 28 Oktober 2025 dengan perolehan 53,7 persen suara. Biya, yang kini berusia 92 tahun dan telah berkuasa sejak 1982, mengalahkan Tchiroma yang memperoleh 35,2 persen suara.
Tchiroma menolak hasil tersebut, mengklaim dirinya sebagai pemenang, dan menuduh terjadi manipulasi suara secara sistematis. Mantan menteri pemerintah yang kini memimpin Cameroon National Salvation Front itu mengecam keras proses pemilihan.
“Ini bukan demokrasi, ini adalah pencurian elektoral, kudeta konstitusional yang sama mencoloknya dengan memalukan,” ujar Tchiroma seperti dikutip Al Jazeera, Minggu, 23 November 2025.
Ketegangan meningkat setelah Tchiroma menyerukan para pendukungnya melakukan operasi “kota mati” dengan menutup toko dan menghentikan aktivitas publik. Setidaknya lima orang tewas dalam demonstrasi di Douala pada 26 Oktober 2025.
Pemerintah Kamerun menyatakan bakal memulai proses hukum terhadap Tchiroma atas dugaan seruan pemberontakan berulang. Ancaman penangkapan itu mendorong tokoh oposisi tersebut meninggalkan Kamerun, negara yang telah berada di bawah kepemimpinan Biya selama lebih dari empat dekade. (Daffa Yazid Fadhlan)
Baca juga: Serangan Udara Nigeria di Perbatasan Kamerun Tewaskan 35 Ekstremis