Kelanjutan Merger PTPP-WIKA Tunggu Arahan Danantara

Direktur Utama PTPP Novel Arsyad. Foto: Metrotvnews.com/Husen.

Kelanjutan Merger PTPP-WIKA Tunggu Arahan Danantara

Husen Miftahudin • 1 May 2025 13:43

Jakarta: Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk (PTPP) Novel Arsyad mengaku tengah menunggu keputusan final dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) terkait rencana konsolidasi atau merger dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA.
 
Diketahui, merger PTPP-WIKA dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir sejalan dengan rencana pemerintah untuk memangkas BUMN Karya menjadi tiga entitas holding. Adapun, kepemilikan seluruh BUMN saat ini sudah dialihkan kepada Danantara.
 
"Kami juga terus menunggu apa yang nantinya akan menjadi final dari keputusan Danantara terhadap bisnis yang ada di BUMN konstruksi," ungkap Novel dalam konferensi pers hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PTPP di Plaza PTPP, Jakarta Timur, dikutip Kamis, 1 Mei 2025.
 
Meskipun demikian, Novel menegaskan jika merger tersebut tetap terus berjalan. Meskipun sampai saat ini, progresnya masih dalam tahap proses menuju merger.
 
Ia memastikan, penjajakan dan proses merger PTPP-WIKA akan terus dilakukan sampai Danantara nantinya akan memberikan keputusan final, apakah merger akan dilanjutkan atau justru dibatalkan.
 
"Ini sedang dalam proses. Namun arahan sebelumnya untuk proses dengan WIKA itu tetap kami jalankan, sampai dengan nanti final yang akan ditentukan seperti apa," terang Novel.
 

Baca juga: PTPP Tahan Dividen Lagi, Kenapa?


(Ilustrasi. Foto: dok MI)
 

Merger tujuh perusahaan menjadi tiga

 
Merger PTPP-WIKA merupakan upaya Kementerian BUMN dalam mewujudkan penggabungan perusahaan BUMN di sektor karya. Dari tujuh perusahaan BUMN Karya, nantinya hanya ada tiga perusahaan.
 
WIKA akan digabung dengan PTPP dimana nantinya yang akan menjadi perusahaan induk adalah PTPP. Perusahaan tersebut akan berfokus pada proyek pelabuhan, bandara, hunian atau perumahan, serta engineering procurement construction (EPC).
 
Sementara, untuk PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) akan berfokus pada proyek jalan tol, non-tol, institusional building, dan juga residential atau komersial perumahan.
 
Sedangkan penggabungan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Nindya Karya (Persero), dan PT Brantas Abipraya (Persero) akan berfokus pada proyek pembangunan infrastruktur air, rel, dan lainnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)