Washington
: Pada Senin 15 September 2025, Presiden
Amerika Serikat (AS)
Donald Trump menyatakan bahwa dia tidak diberitahu terlebih dahulu oleh Perdana Menteri
Israel Benjamin Netanyahu sebelum serangan yang dilakukan
Israel di Qatar pekan lalu.
Pernyataan Trump muncul usai laporan
Axios menyebut Netanyahu sempat memberi tahu dirinya tentang serangan tersebut sesaat sebelumnya. Namun, menurut pemerintahan Trump, informasi baru diterima setelah rudal diluncurkan sehingga tidak ada peluang untuk menolak operasi itu.
Axios, mengutip pejabat Israel, menambahkan bahwa Gedung Putih sebenarnya sudah mengetahui lebih awal, meski waktu untuk membatalkan serangan sangat terbatas.
Israel melancarkan serangan udara di Qatar pada Selasa dengan target pemimpin politik Hamas, memperluas operasi militernya di Timur Tengah. Aksi tersebut menuai kecaman luas karena dinilai berisiko memperburuk ketegangan di kawasan yang sudah rapuh.
Trump menegaskan dirinya tidak terlibat dalam keputusan Israel melakukan serangan itu.
Pada Senin, Trump ditanya apakah Netanyahu berbicara langsung padanya untuk memperingatkannya bahwa Israel akan menyerang para pemimpin Hamas di Qatar.
“Tidak, tidak, mereka tidak melakukannya,” ujar Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Kantor Netanyahu menegaskan, merespons laporan Axios, bahwa serangan tersebut merupakan operasi Israel yang “sepenuhnya independen.”
Sementara itu, Washington tetap menjadi sekutu bagi Israel maupun Qatar, dengan Doha berperan sebagai mediator dalam upaya perjanjian gencatan senjata di
Gaza.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Gaza telah menewaskan puluhan ribu orang, memaksa seluruh penduduk
Palestina mengungsi, dan memicu krisis kelaparan. Sejumlah pakar serta akademisi Hak Asasi Manusia (HAM) menilai tindakan tersebut sebagai genosida.
Israel menolak tuduhan itu, dengan alasan operasi militernya merupakan bentuk pembelaan diri setelah serangan Hamas pada Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 lainnya. Selain Gaza, Israel juga melancarkan serangan ke Lebanon, Suriah, Iran, dan Yaman sepanjang konflik berlangsung.
(Muhammad Fauzan)