Gelombang Pertama Global Sumud Flotilla Berlayar ke Gaza

Gelombang perrtama Global Sumud Flotilla berlayar dari Tunisia dan Italia menuju Jalur Gaza, Sabtu, 13 September 2025. (Anadolu Agency)

Gelombang Pertama Global Sumud Flotilla Berlayar ke Gaza

Willy Haryono • 14 September 2025 09:41

Tunis: Gelombang pertama dari armada kapal Global Sumud Flotilla (GSF) berangkat dari Pelabuhan Bizerte, Tunisia, dan Pelabuhan Augusta, Sisilia, menuju Jalur Gaza yang diblokade Israel pada Sabtu, 13 September, menurut keterangan pihak penyelenggara.

Sebuah video yang dibagikan penyelenggara memperlihatkan salah satu kapal bantuan berlayar dari Tunisia menuju wilayah Palestina. Aktivis dan jurnalis, termasuk koresponden Anadolu Agency, merekam momen keberangkatan kapal pertama tersebut.

Kelompok berjumlah 18 kapal dari armada Italia juga berangkat pada Sabtu dari Pelabuhan Augusta setelah seminggu persiapan.

“Mereka akan bergabung dengan kapal yang berangkat dari Tunis hari ini dan besok, termasuk kapal yang pertama diluncurkan dari Barcelona, dan bertemu di laut minggu depan,” jelas penyelenggara dalam pernyataan resmi GSF dan dikutip Anadolu, Minggu, 14 September 2025.

Beberapa politisi juga ikut serta, termasuk anggota parlemen Italia dari Partai Demokrat (PD) Arturo Scotto dan anggota Parlemen Eropa Annalisa Corrado, menurut koresponden Anadolu.

Kelompok kapal lain dijadwalkan berangkat dari Tunisia dan Yunani pada Minggu, menuju Gaza, “di mana mereka akan bertemu di perairan internasional dan berlayar bersama dalam misi maritim terbesar menuju Gaza.”

“Dunia bangkit. Kami akan terus menentang pengepungan ilegal Israel terhadap Gaza dan tidak akan berhenti mengorganisasi sampai Palestina bebas,” bunyi pernyataan penyelenggara.

Armada GSF yang menuju Gaza ini mencakup hampir 50 kapal, membawa antara 500–700 aktivis, termasuk seniman, anggota parlemen, dan tokoh politik dari lebih 45 negara. Konvoi ini menjadi yang terbesar sejauh ini, karena upaya sebelumnya hanya melibatkan kapal tunggal yang berhasil dicegat Israel di laut.

Tujuan GSF adalah menentang blokade dan membuka koridor kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan kepada warga Palestina di Gaza, yang menghadapi kondisi kelaparan akibat blokade bantuan selama beberapa bulan.

Serangan militer Israel terus berlanjut di Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 64.800 warga Palestina sejak Oktober 2023. Kampanye militer ini menghancurkan hampir seluruh wilayah, yang kini menghadapi krisis pangan.

November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang terhadap wilayah tersebut.

Baca juga:  Aktivis Italia Bergabung dengan Armada Global Sumud Menuju Gaza

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)