Ketegangan di Timur Tengah Bikin Harga Minyak Dunia Makin Mahal

Ilustrasi harga minyak dunia. Foto: Freepik.

Ketegangan di Timur Tengah Bikin Harga Minyak Dunia Makin Mahal

Husen Miftahudin • 11 September 2025 09:02

Houston: Harga minyak dunia memperpanjang kenaikan untuk sesi kedua berturut-turut pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB). Hal ini menyusul meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan desakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk tindakan perdagangan yang lebih ketat terhadap pembeli minyak mentah Rusia.
 
Mengutip Yahoo Finance, Kamis, 11 September 2025, harga minyak mentah Brent naik 0,9 persen dan diperdagangkan pada USD66,98 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik dengan margin yang sama menjadi USD63,18 per barel.
 
Peningkatan harga minyak ini terjadi menyusul serangan Israel terhadap tokoh senior Hamas di Doha, Qatar, pada Selasa. Premi risiko geopolitik mengalami kenaikan setelah serangan Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya di Doha.
 
"Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan krisis pasokan jangka pendek jika fasilitas produksi minyak anggota OPEC+ diserang oleh Israel," kata Kelvin Wong, analis pasar senior di OANDA.
 

Baca juga: Harga Minyak Naik Tipis, Prospek Jangka Pendek Masih Rentan Tekanan


(Ilustrasi pergerakan harga minyak. Foto: dok ICDX)
 

Trump desak Uni Eropa kenakan tarif tinggi untuk Tiongkok dan India

 
Risiko geopolitik yang bertambah parah adalah berita Trump telah mendesak Uni Eropa untuk mengenakan tarif 100 persen pada impor minyak dari Tiongkok dan India, dua pembeli minyak mentah terbesar Rusia, dalam upaya untuk memperketat tekanan keuangan pada Moskow.
 
Tiongkok dan India telah muncul sebagai pelanggan utama minyak Rusia sejak invasi Kremlin ke Ukraina pada 2022, membantu Moskow mengatasi gelombang sanksi Barat.
 
"Reaksi moderat harga minyak mentah terhadap berita ini, ditambah dengan skeptisisme terhadap klaim Presiden AS Donald Trump tentang potensi peningkatan sanksi terhadap minyak Rusia, membuat minyak mentah rentan terhadap penurunan harga," ujar analis pasar IG, Tony Sycamore.
 
Sementara itu, kekhawatiran atas permintaan dan peningkatan persediaan terus membebani prospek secara keseluruhan. Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Selasa, mereka memperkirakan harga minyak mentah global akan tetap tertekan dalam beberapa bulan mendatang karena meningkatnya persediaan.
 
Data dari American Petroleum Institute menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik sebesar 1,25 juta barel dalam minggu yang berakhir pada 29 Agustus, naik dari kenaikan 622 ribu barel pada minggu sebelumnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)