Pemerintahan Trump klaim sudah kabari Qatar terkait serangan Israel. Foto: Anadolu
Washington: Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim telah memberi tahu para pejabat Qatar sebelum serangan Israel terhadap negosiator Hamas di Doha, sebuah klaim yang dibantah oleh negara Teluk tersebut.
Pernyataan Gedung Putih pada Selasa 9 September 2025 muncul beberapa jam setelah serangan di kawasan permukiman di ibu kota Qatar, Doha. Qatar telah menjadi mediator utama dalam perundingan gencatan senjata yang didukung AS yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Gaza.
“Pemerintahan Trump telah diberitahu oleh militer Amerika Serikat bahwa Israel sedang menyerang Hamas, yang sayangnya, terletak di sebagian wilayah Doha, ibu kota Qatar,” kata Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt kepada para wartawan, seperti dikutip The New York Times.
“Melakukan pengeboman sepihak di Qatar, sebuah negara berdaulat dan sekutu dekat Amerika Serikat yang bekerja sangat keras dan berani mengambil risiko bersama kami untuk menengahi perdamaian, tidak memajukan tujuan Israel atau Amerika,” ujar Leavitt.
“Namun, melenyapkan Hamas, yang telah mengambil untung dari penderitaan penduduk Gaza, adalah tujuan yang mulia,” imbuh Leavitt.
Leavitt menambahkan bahwa Trump telah memerintahkan utusan khususnya, Steve Witkoff, untuk "memberi tahu Qatar tentang serangan yang akan datang".
Namun, Qatar membantah pernyataan tersebut, dengan juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan klaim bahwa pemerintah telah "diberitahu sebelumnya tentang serangan itu sepenuhnya salah".
"Panggilan telepon yang diterima dari seorang pejabat Amerika terjadi saat ledakan terjadi akibat serangan Israel di Doha," tulis Majed al-Ansari dalam sebuah pernyataan di X.
Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mengatakan panggilan telepon dari AS datang sepuluh menit setelah serangan dimulai, dan menyebut insiden itu sebagai "terorisme negara".
Hamas mengatakan serangan itu menewaskan lima anggotanya, tetapi tim negosiasi utamanya selamat. Di antara korban tewas terdapat seorang petugas keamanan Qatar, kata Kementerian Dalam Negeri Qatar.
Trump kemudian mengatakan ia merasa "sangat prihatin dengan lokasi serangan" dan bahwa ia telah meyakinkan Qatar bahwa hal itu tidak akan terjadi lagi.
"Ini adalah keputusan yang dibuat oleh Perdana Menteri [Israel] Netanyahu, bukan keputusan saya," tulis Trump di platform Truth Social miliknya.
Ia mengulangi pernyataan Gedung Putih tentang serangan itu yang tidak memajukan tujuan Israel dan AS, dan bahwa ia telah menginstruksikan Witkoff untuk memperingatkan Qatar, tetapi "sayangnya, sudah terlambat untuk menghentikan serangan".
Hamas menganggap AS 'bertanggung jawab bersama'
Qatar telah membantu menengahi jeda pertempuran di Gaza pada November 2023 dan gencatan senjata enam minggu pada Januari 2025. Perannya telah sering dipuji oleh pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden dan Presiden Trump saat ini.
Israel menyerang pusat kota Doha hanya beberapa hari setelah Trump mengeluarkan peringatan kepada tim negosiasi Hamas saat ia mendorong gencatan senjata baru. AS telah berulang kali menuduh Hamas mengulur-ulur negosiasi. Israel telah berulang kali dituduh menggagalkan perundingan.
"Israel telah menerima Persyaratan saya. Sudah saatnya bagi Hamas untuk menerimanya juga," tulis Trump di Truth Social pada hari Minggu.
“Saya telah memperingatkan Hamas tentang konsekuensi jika tidak menerima. Ini peringatan terakhir saya, tidak akan ada lagi!,” tambah Trump.
Setelah serangan itu, Hamas mengatakan bahwa mereka yang menjadi sasaran telah membahas proposal terbaru Trump.
Kelompok itu menambahkan bahwa serangan itu “meneguhkan tanpa keraguan bahwa Netanyahu dan pemerintahannya tidak ingin mencapai kesepakatan apa pun dan sengaja berusaha menggagalkan semua peluang dan menggagalkan upaya internasional”.
“Kami menganggap pemerintah AS bertanggung jawab bersama dengan pendudukan (Israel] atas kejahatan ini, karena dukungannya yang berkelanjutan terhadap agresi dan kejahatan pendudukan terhadap rakyat kami,” kata kelompok Hamas.
Sementara itu, Leavitt mengatakan kepada wartawan bahwa Trump “yakin insiden malang ini dapat menjadi peluang untuk perdamaian”.
Ia mengatakan Trump telah berbicara dengan Benjamin Netanyahu dari Israel setelah serangan itu, tetapi tidak mengatakan apakah ia mengancam akan melakukan tindakan apa pun terhadap sekutu dekat AS tersebut.
Amiri Diwan Qatar juga mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa Presiden AS telah melakukan panggilan telepon dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dan mengutuk serangan tersebut.
“Sementara itu, Yang Mulia Emir menegaskan bahwa Negara Qatar mengutuk dan mengecam sekeras-kerasnya serangan yang sembrono dan kriminal ini, serta menganggapnya sebagai pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan dan keamanannya, serta pelanggaran nyata terhadap aturan dan prinsip hukum internasional,” demikian pernyataan Diwan.