Mengenal Tren Doom Spending Gen Z dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com

Mengenal Tren Doom Spending Gen Z dan Cara Mengatasinya

Eko Nordiansyah • 10 September 2025 15:58

Jakarta: Doom spending adalah kebiasaan belanja berlebihan untuk meredakan stres atau kecemasan, sering kali tanpa perencanaan dan berujung penyesalan finansial. Contohnya meliputi liburan dadakan untuk pelarian dari rutinitas, membeli gadget terbaru hanya karena tren, hingga boros belanja fashion demi meningkatkan kepercayaan diri.

Generasi Z (kelahiran 1997-2012) semakin rentan terjebak dalam doom spending, yaitu perilaku belanja impulsif sebagai pelarian dari kecemasan akan masa depan. Tren ini dipicu oleh tekanan media sosial, ketidakpastian ekonomi, dan kemudahan akses belanja online. Berikut analisis lengkap dan strategi mengatasinya berdasarkan panduan laman Ajaib dan Traveloka.

Alasan Gen Z rentan dan dampaknya

Gen Z rentan terjebak karena beberapa faktor. Paparan konten gaya hidup mewah di Instagram dan TikTok memicu fear of missing out (FOMO). Ketidakpastian lapangan kerja, krisis iklim, serta inflasi menambah kecemasan. Selain itu, fitur buy now pay later dan promo flash sale di platform belanja online mendorong perilaku konsumtif secara impulsif.

Dampak buruknya antara lain utang menumpuk akibat kartu kredit atau pinjaman online, hilangnya kesempatan investasi jangka panjang, serta meningkatnya stres karena tekanan finansial setelah berbelanja.
 
Baca juga: 

Airlangga Bidik Transaksi Harbolnas 2025 Naik Jadi Rp35 Triliun



(Ilustrasi. Foto: Freepik)

Strategi mengatasi doom spending

  1. Tunda pembelian setidaknya 24 jam sebelum memutuskan checkout agar dapat menilai kebutuhan sebenarnya.
  2. Hapus data kartu kredit di situs e-commerce supaya proses belanja lebih sulit dan impulsivitas berkurang.
  3. Batasi waktu di media sosial untuk mengurangi paparan konten konsumtif dan menggantinya dengan hobi produktif seperti olahraga atau membaca.
  4. Buat anggaran bulanan dengan porsi jelas untuk kebutuhan pokok, tabungan, dan hiburan.
  5. Manfaatkan aplikasi atau layanan investasi untuk mendukung perencanaan keuangan jangka panjang.
Selain strategi finansial, Gen Z juga disarankan mencari alternatif pelarian sehat. Bentuknya bisa berupa self-care nonmaterial seperti meditasi, berjalan di alam, atau quality time bersama teman. Hobi kreatif seperti memasak, menggambar, dan berkebun juga bisa menjadi pilihan, termasuk kegiatan sosial seperti volunteering yang memberi perspektif baru.

Doom spending memang respons mengalami terhadap kecemasan, namun bukan solusi. Dengan memahami pemicu dan menerapkan strategi di atas, Gen Z dapat membangun kesadaran finansial serta mekanisme coping yang lebih sehat. Kebahagiaan sejati tidak terletak pada barang materi, melainkan pada kesejahteraan finansial dan mental yang berkelanjutan. (Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)