Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahas tahanan dengan Presiden AS Donald Trump. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 17 October 2025 11:28
Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membahas perkembangan terkait pemulangan jenazah tawanan Israel yang ditahan Hamas di Gaza dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melalui panggilan telepon pada Kamis malam 16 Oktober 2025.
“Percakapan tersebut berfokus pada kecepatan pemulangan jenazah tawanan yang tewas di Gaza," lapor harian Israel, Hayom, seperti dikutip dari Anadolu, Jumat 17 Oktober 2025.
Sejak Senin, kelompok pejuang Palestina tersebut telah membebaskan 20 tawanan Israel hidup-hidup dan menyerahkan jenazah 10 dari 28 sandera yang tewas, dengan mengatakan bahwa mereka membutuhkan peralatan khusus untuk mengevakuasi 18 jenazah yang tersisa yang terjebak di bawah reruntuhan.
Namun, Israel mengklaim bahwa salah satu jenazah yang diterimanya tidak sesuai dengan identitas para tawanan.
Sebagai bagian dari pertukaran tahanan, Israel membebaskan 250 warga Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan 1.718 lainnya yang ditahan dari Gaza setelah 8 Oktober 2023. Lebih dari 10.000 warga Palestina masih berada di penjara-penjara Israel.
Menurut surat kabar tersebut, Netanyahu memberi pengarahan kepada Trump tentang rencana tanggapan Israel terhadap apa yang digambarkan Tel Aviv sebagai "penundaan oleh Hamas" dalam mengimplementasikan kesepakatan tersebut. Trump dilaporkan menegaskan kembali "dukungan penuhnya" terhadap langkah-langkah Israel, dengan mengatakan AS "berpegang teguh pada haknya untuk membela diri."
Sebelumnya pada Kamis, keluarga tawanan Israel mendesak pemerintah untuk menangguhkan tahap-tahap selanjutnya dari pertukaran dan perjanjian gencatan senjata hingga jenazah yang tersisa dievakuasi.
Para pejabat Israel mengatakan negosiasi untuk tahap kedua gencatan senjata belum dimulai, meskipun Trump sebelumnya menyatakan bahwa perundingan sedang berlangsung. Hamas menegaskan bahwa mereka sedang melakukan "upaya serius" untuk menyelesaikan berkas tersebut tetapi membutuhkan sarana teknis untuk menemukan dan memulihkan jenazah yang tersisa.
Pertukaran tahanan dan gencatan senjata, yang berlaku sejak 10 Oktober, didasarkan pada rencana yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump.