Ilustrasi. Foto: Dok istimewa
Eko Nordiansyah • 7 August 2025 11:35
Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) sebelumnya ditutup melemah tipis pada sesi perdagangan Amerika Utara, dengan penurunan sebesar 0,23 persen yang membawa logam mulia ini ke kisaran USD3.372. Tekanan tersebut dipicu oleh meningkatnya imbal hasil Treasury AS serta aksi ambil untung oleh pelaku pasar.
Menurut Analis Senior Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, tekanan ini turut diperkuat oleh kabar Presiden AS Donald Trump berencana menunjuk pengganti Gubernur The Fed, Adriana Kugler, menjelang akhir tahun, sehingga memicu spekulasi baru mengenai arah kebijakan moneter ke depan.
Memasuki perdagangan Kamis pagi, 7 Agustus 2025, XAU/USD bergerak stabil di sekitar level USD3.380. Namun, naiknya imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang kini mencapai 4,24 persen menjadi hambatan bagi harga emas. Sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil, emas biasanya tertekan saat yield obligasi meningkat secara signifikan.
Di sisi lain, laporan PMI Jasa ISM AS yang dirilis lebih rendah dari ekspektasi memberikan sedikit dukungan terhadap harga emas. Data menunjukkan PMI Jasa turun dari 50,8 menjadi 50,1, jauh di bawah proyeksi pasar yang memperkirakan kenaikan ke 51,5.
Sektor ketenagakerjaan juga menunjukkan kontraksi lanjutan, sementara indeks harga naik ke level tertinggi sejak Oktober 2022. Kondisi ini menjadi indikasi stagflasi, yang mendorong investor kembali melirik aset lindung nilai seperti emas.
Secara teknikal, Andy menilai tren bullish pada XAU/USD masih cukup solid. Kombinasi pola candlestick harian dan sinyal dari indikator Moving Average menunjukkan tren kenaikan masih mendominasi. Selama harga tetap bertahan di atas level support terdekat di USD3.365, potensi untuk menguat kembali tetap terbuka.
“Jika tekanan bullish ini terus berlanjut, emas berpeluang menguji resistance di area USD3.400,” jelas Andy dalam keterangan tertulis.
Baca juga:
Harga Emas UBS dan Galeri 24 di Pegadaian Kompak Turun |