Harga Minyak Tertekan Data Stok AS dan Pasokan Ketat OPEC

Ilustrasi harga minyak. Foto: Unsplash.

Harga Minyak Tertekan Data Stok AS dan Pasokan Ketat OPEC

Husen Miftahudin • 9 January 2025 11:39

Jakarta: Harga minyak mentah dunia kembali mengalami tekanan pada Kamis (9/1) pagi, memperpanjang penurunan yang terjadi sebelumnya. Berdasarkan data terkini, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun sebesar 30 sen, atau sekitar 0,4 persen, menjadi USD73,02 per barel.

Penurunan ini dipicu oleh laporan peningkatan besar pada persediaan bahan bakar Amerika Serikat (AS) minggu lalu, meskipun kekhawatiran akan pengetatan pasokan dari anggota OPEC dan Rusia membatasi pelemahan lebih lanjut.

Menurut analisis dari Dupoin Indonesia Andy Nugraha, berdasarkan kombinasi candlestick dan indikator Moving Average, tren bullish pada WTI menunjukkan tanda-tanda melemah. Dalam proyeksi hari ini, harga WTI diperkirakan memiliki potensi turun hingga level USD71,8.

"Namun, jika harga gagal menembus level tersebut dan mengalami rebound, target kenaikan terdekat dapat mencapai USD75,8," sebut Andy dikutip dari analisis hariannya, Kamis, 9 Januari 2025.

Sinyal pelemahan ini, jelas dia, sejalan dengan data fundamental yang menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam persediaan bahan bakar AS. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan stok bensin naik sebesar 6,3 juta barel menjadi 237,7 juta barel, jauh di atas ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan kenaikan sebesar 1,5 juta barel.

Selain itu, stok sulingan juga naik 6,1 juta barel dalam seminggu menjadi 128,9 juta barel, melampaui ekspektasi pasar sebesar 600 ribu barel. Meskipun demikian, persediaan minyak mentah justru mengalami penurunan sebesar 959 ribu barel, lebih besar dari perkiraan penarikan sebesar 184 ribu barel.
 

Baca juga: Harga Minyak Dunia Melempem Gegara Peningkatan Persediaan Bahan Bakar AS
 

Dipengaruhi penguatan dolar AS


Penurunan harga minyak pada minggu ini juga didorong oleh penguatan dolar AS, yang membuat komoditas berdenominasi dolar lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain. Sementara itu, peningkatan besar pada stok bahan bakar AS mencerminkan adanya penurunan permintaan yang memicu aksi jual di pasar.

Namun, penurunan harga WTI dibatasi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kekhawatiran akan pengetatan pasokan akibat kebijakan produksi OPEC dan Rusia. Survei Reuters menunjukkan bahwa produksi OPEC pada Desember menurun setelah dua bulan peningkatan, dipicu oleh pemeliharaan ladang minyak di Uni Emirat Arab.

Selain itu, premi kontrak bulan pertama WTI terhadap kontrak enam bulan mencapai level tertinggi sejak Agustus 2024. Hal ini mencerminkan kekhawatiran pasar akan pasokan yang lebih ketat dan ekspektasi meningkatnya permintaan, terutama dari Tiongkok.


(Ilustrasi blok migas. Foto: dok Kementerian ESDM)

Kedepan, fokus utama pasar akan tertuju pada tren permintaan energi dari Tiongkok, kebijakan energi dari pemerintahan AS, serta perkembangan situasi geopolitik terkait perang Rusia-Ukraina. Para pedagang diperkirakan akan cenderung berhati-hati dalam mengambil posisi besar menjelang pergantian pemerintahan di AS.

Musim dingin di belahan bumi utara juga diperkirakan akan meningkatkan permintaan bahan bakar, membatasi pelemahan harga minyak lebih lanjut. Dengan adanya berbagai faktor ini, pasar minyak dihadapkan pada ketidakpastian tinggi yang dapat memengaruhi pergerakan harga dalam jangka pendek.

Secara keseluruhan, pergerakan harga minyak WTI hari ini mencerminkan dinamika antara tekanan dari peningkatan persediaan bahan bakar di AS dan dukungan dari kekhawatiran pasokan global yang lebih ketat.

"Potensi pelemahan hingga USD71,8 membuka peluang bagi pelaku pasar untuk mengambil posisi jual, sementara kemungkinan rebound menuju USD75,8 menawarkan peluang di sisi beli," jelas Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)